Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Korsel Cari Jenazah Pejabat Yang Ditembak Di Perbatasan, Korut Beri Peringatan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 27 September 2020, 11:41 WIB
Korsel Cari Jenazah Pejabat Yang Ditembak Di Perbatasan, Korut Beri Peringatan
Perairan di Pulau Yeonpyeong/Net
rmol news logo Korea Utara memberikan peringatan atas aktivitas Angkatan Laut Korea Selatan di perairan perbatasan untuk mencari jenazah pejabatnya yang tewas.

Kantor Berita Resmi KCNA pada Minggu (27/9) melaporkan, pihak berwenang Korea Utara tengah mempertimbangkan cara untuk menyerahkan jenazah pejabat tersebut jika ditemukan oleh pihaknya.

Alih-alih, militer Korea Selatan terus berada di perbatasan yang memicu ketegangan dua negara.

"Kami mendesak pihak selatan untuk segera menghentikan intrusi di garis demarkasi militer di laut barat yang dapat menyebabkan peningkatan ketegangan," demikian bunyi laporan KCNA.

Di dalam laporan tersebut juga disebutkan saat ini Korea Utara memulai proses pencarian mandiri untuk menemukan jenazah pejabat Kementerian Kelautan dan Perikan Korea Selatan yang tewas ditembak oleh pasukan Korea Utara di perairan dekat pulau Yeonpyeong.

Kemarin, Jumat (25/9), Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah menyampaikan permintaan maaf dan penyesalannya kepada Presiden Moon Jae-in dan rakyat Korea Selatan melalui komunike yang dikirim Departemen Front Unifikasi Utara.

"Saya meminta maaf kepada Presiden Moon Jae-in dan rekan senegaranya di selatan atas insiden malang yang terjadi di perairan kami," begitu pernyataan Kim yang dikutip dari Korea Herald.

Di dalam pesannya, Kim menjelaskan, pejabat berusia 47 tahun tersebut ditembak 10 kali oleh pasukan Korea Utara sesuai prosedur karena ia tampak mencurigakan.

Pasalnya, pria yang diduga hendak membelot ke Korea Utara tersebut tidak memberikan jawaban ketika ditanya oleh pasukan.

Sementara dugaan bahwa Korea Utara membakar jenazahnya adalah salah. Kim mengklarifikasi, militernya hanya membakar barang mengambang yang membawa pria tersebut untuk mencegah penyebaran Covid-19. 

Pada Sabtu, Korea Selatan mendesak Korea Utara untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut atas penembakan fatal tersebut dan menyarankan dilakukannya penyelidikan bersama.

"Kami juga mengambil langkah-langkah pengamanan yang lebih diperlukan untuk memastikan bahwa tidak ada lagi insiden yang merusak hubungan kepercayaan dan rasa hormat antara utara dan selatan dalam hal apapun, sesuai dengan maksud dari Pimpinan Tertinggi kami," tekan KCNA. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA