Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sejak Pandemi Covid-19, Tingkat Bunuh Diri Personel Militer AS Menanjak Hingga 20 Persen

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 28 September 2020, 09:40 WIB
Sejak Pandemi Covid-19, Tingkat Bunuh Diri Personel Militer AS Menanjak Hingga 20 Persen
Pasukan Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) yang memakai masker/Net
rmol news logo Pandemi Covid-19 telah memunculkan satu fenomena baru yang memilukan, yaitu merajalelanya kasus bunuh diri di antara personel militer Amerika Serikat (AS).
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Dimuat AP pada Minggu (27/9), para pejabat Departemen Pertahanan AS menyebut, aturan jarak sosial dan tekanan yang dibawa oleh pandemi Covid-19 menjadi faktor utama yang paling potensial untuk menjelaskan fenomena itu.

Meski tidak menyalahkan pandemi secara langsung, namun pejabat Angkatan Darat dan Angkatan Udara mengatakan Covid-19 telah menambah tekanan kekuatan yang sudah tegang.

Faktor-faktor lain yang juga diyakini telah berkontribusi pada peningkatan jumlah kasus bunuh diri di antara anggota aktif dan cadangan militer AS di antaranya adalah penyebaran zona perang, bencana nasional, hingga kerusuhan sipil yang dipicu oleh pembunuhan warga kulit hitam George Floyd pada 25 Mei.

Sejauh ini, tidak ada data resmi yang dikeluarkan oleh Pentagon terkait dengan kasus bunuh diri militer.

Tetapi, menurut pejabat Pentagon yang memiliki data tersebut, tingkat bunuh diri militer AS meningkat 20 persen pada tahun ini jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019.

Jumlah kasus sendiri bervariasi di berbagai divisi militer AS. Kasus bunuh diri tertinggi terjadi di kalangan Angkatan Darat aktif, yaitu meningkat 30 persen, dari 88 pada 2019 menjadi 114 pada tahun ini.

Sementara itu, kasus bunuh diri di kalangan Pengawal Angkatan Darat meningkat sekitar 10 persen, dari 78 menjadi 86.

Menurut laporan AP, pada awal 2020, sebelum deklarasi penyakit virus corona sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Maret, angka bunuh diri lebih rendah dari periode yang sama pada 2019.

“Saya tidak dapat mengatakan secara ilmiah, tetapi yang dapat saya katakan adalah saya dapat membaca bagan dan grafik, dan jumlahnya telah meningkat dalam masalah perilaku terkait kesehatan,” ujar Sekretaris Angkatan Darat Ryan McCarthy mengatakan kepada AP.

“Kami tidak bisa mengatakan secara pasti itu karena Covid. Tapi ada korelasi langsung sejak Covid dimulai, angkanya benar-benar meningkat," sambungnya.

Direktur Ketahanan Angkatan Darat AS, James Helis yang menghadiri pengarahan Pentagon tentang data bunuh diri, berasumsi bahwa dampak dan stres yang dibawa oleh pandemi dapat memperkuat faktor-faktor yang menyebabkan bunuh diri.

"Kami tahu bahwa tindakan yang kami ambil untuk mengurangi dan mencegah penyebaran Covid dapat memperkuat beberapa faktor yang dapat menyebabkan bunuh diri," kata Helis.

Laporan Bunuh Diri Departemen Pertahanan AS (DoDSER) paling baru sendiri dirilis pada April. Laporan tersebut melacak kematian bunuh diri militer AS, percobaan bunuh diri, dan sejumlah faktor terkait pada tahun kalender 2018.

Menurut laporan tersebut, untuk 2018, ada 325 kasus bunuh diri yang tercatat di antara anggota layanan komponen aktif yang mengakibatkan tingkat kematian akibat bunuh diri pada 24,8 kematian per 100.000 populasi, tidak berbeda dari tingkat bunuh diri di negara tersebut untuk populasi sipil dewasa pada 2017.

Laporan DoDSER menunjukkan bahwa tingkat bunuh diri untuk anggota militer AS yang bertugas aktif pada 2018 adalah yang tertinggi sejak departemen mulai melacak kasus bunuh diri pada 2001.

Hingga Minggu, AS telah mencatat lebih dari 7,1 juta kasus Covid-19, termasuk 204.743 kematian akibat virus corona. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA