Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tak Ada Sosok Yang Dapat Menggantikan Mahathir Mohamad, Bahkan Sang Putra Sekali Pun

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 29 September 2020, 00:35 WIB
Tak Ada Sosok Yang Dapat Menggantikan Mahathir Mohamad, Bahkan Sang Putra Sekali Pun
Mahathir Mohamad dan putranya, Mukhriz Mahathir/Net
rmol news logo Sosok Mahathir Mohamad tidak akan bisa tergantikan. Menguasai Malaysia selama lebih dari dua dekade sebagai Perdana Menteri (PM) membuat namanya selalu tercatat dalam sejarah.

Di tengah kisruh politik yang terjadi saat ini di Malaysia, Mahathir telah berkomitmen untuk tidak akan mencalonkan diri dalam pemilihan umum berikutnya.

Pemilu Malaysia dijadwalkan digelar pada 2023, namun PM Muhyiddin Yassin saat ini tengah mempertimbangkan untuk mempercepat pemilu guna mengakhiri perselisihan.

Keputusan tersebut diambil oleh Mahathir mengingat usianya yang saat ini sudah mencapai 95 tahun.

Walaupun begitu, Mahathir tampaknya mendorong sang putra, Mukhriz Mahathir untuk mengikuti langkahnya. Mukhriz sebelumnya telah Mahathir dorong sebagai Calon Wakil PM.

Selain itu, Mukhriz juga saat ini didapuk sebagai Ketua Pejuang, sebuah partai baru yang didirikan Mahathir setelah Bersatu pecah.

Akan tetapi, sosok Mukhriz sendiri diperkirakan tidak akan menjadi "reinkarnasi" dari Mahathir.

Setidaknya itu yang disampaikan oleh Associate Professor FAH UIN Jakarta, Sudarnoto Abdul Hakim dalam diskusi virtual RMOL World View bertajuk "Rebutan Kursi PM Malaysia" pada Senin (28/9).

"Menurut saya, anaknya itu (Mukhriz) tidak akan menjadi tokoh sebesar Mahathir. Tidak akan menjadi orang seperti Mahathir," kata Sudarnoto.

"Mahathir itu khas sekali. Sama seperti Anwar Ibrahim yang memang keturunan keluarga aktivis," sambung Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional itu.

Selain itu, Sudarnoto juga menuturkan, Pejuang juga tidak akan menjadi partai yang kuat mengingat dasar pembentukannya berawal dari Bersatu yang berantakan.

"Dugaan saya tidak akan sebesar itu. Apalagi orang tau ini pecahan dari partainya Mahathir kemarin itu yang sudah berantakan, sudah bubar, jadi bentuk partai baru. Ya reinkarnasi-reinkarnasi seperti itu tampaknya tidak akan kuat menurut saya," tuturnya.

Mahathir Yang Selalu Dirindu

Sepak terjang Mahathit dalam politik sudah berlangsung selama lebih dari 70 tahun. Itu pun jika dihitung sejak bergabungnya Mahathir dengan Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO) pada 1946.

Butuh waktu berpuluh-puluh tahun bagi Bapak Modernisasi Malaysia itu untuk sampai ke puncak. Hingga akhirnya pada 1981 hingga 2003, ia didapuk menjadi Perdana Menteri Malaysia ke-4.

Kepemimpinan Mahathir selama 22 tahun sangat membekas bagi Malaysia. Mahathir berhasil membawa ekonomi Malaysia melejit. Meski di samping itu banyak isu kontroversial yang menimpa dirinya.

Mahathir dianggap sebagai pemimpin otoriter yang selalu berusaha membungkam para pengkritiknya, termasuk Anwar Ibrahim.

Menjadi bagian dari UMNO tidak membuat Anwar gentar terhadap Mahathir. Bahkan ketika ia menjadi wakil Mahathir pada 1993 hingga 1998, Anwar kerap memberikan kritikan.

Konflik antara Mahathir dan Anwar pertama kali muncul ketika Malaysia dihadapkan pada krisis moneter 1998. Anwar yang lebih terbuka mendesak Mahathir untuk menggandeng Dana Monerter Internasional (IMF), yang langsung ditolak oleh sang PM.

Perselisihan keduanya berakhir dengan Anwar yang dipecat karena kasus sodomi.

Setelah itu, pemerintahan Mahathir terus berjalan dengan berbagai isu kontroversial lainnya. Mahathir dianggap berusaha menjadikan Malaysia sebagai negara Melayu.

Meski begitu, sosoknya yang kharismatik membuat Mahathir terus dielu-elukan. Bahkan ketika ia telah berkomitmen untuk pensiun pada 2003, banyak orang yang meminta Mahathir terus menjabat.

Besarnya dukungan terhadap Mahathir juga dapat dilihat dari kemenangannya dalam pemilu 2018, walaupun memang Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) miliknya harus melakukan koalisi dengan Partai Keadilan Rakyat (PKR) milik Anwar. Hal tersebut juga menjadi momentum Anwar dan Mahathir melakukan rekonsiliasi, sekaligus jatuhnya kekuasaan UMNO selama puluhan tahun. 

Kepemimpinan Mahathir pada babak kedua ini juga tidak terlepas dari isu yang membawa Malaysia pada krisis politik. Hingga akhirnya Mahathir mengundurkan diri pada 24 Februari 2020.

Totalnya, Mahathir sudah 24 tahun berkantor di Perdana Putra, Putrajaya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA