Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jika CSTO Diaktifkan, Perang Nagorno-Karabakh Bisa Meletus

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 30 September 2020, 09:29 WIB
Jika CSTO Diaktifkan, Perang Nagorno-Karabakh Bisa Meletus
Ilustrasi/Net
rmol news logo Konflik Nagorno-Karabakh akan berubah menjadi perang dalam waktu yang sangat singkat jika Pasal 4 dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) diaktifkan.

Seperti halnya Pasal 5 Perjanjian Kolektif NATO, dalam Pasal 4 CSTO, anggota organisasi harus memberikan bantuan jika salah satu dari anggota mereka secara teritorial terancam oleh intervensi militer eksternal.

Dalam hal ini, anggota CSTO adalah Rusia, Armenia, Belarusia, Kazakhstan, Kyrgystan, dan Tajikistan. 

Mengaju pada perjanjian tersebut, dimuat Bulgarian Military pada Selasa (29/9), maka kemungkinan perang di Nagorno-Karabakh menjadi tinggi. Terlebih dengan kehadiran Turki yang telah secara terang-terangan mendukung Azerbaijan.

Jika kita mengecualikan Kazakhstan, Kyrgyzstan dan Tajikistan dari persamaan, serta Belarusia karena masalah internal, ternyata pada titik tertentu Rusia mungkin akan berperang dengan Azerbaijan dan Turki.

Namun untuk mengaktifkan Pasal 4 CSTO, aplikasi resmi harus dikirimkan oleh Yerevan dan dibahas dalam pertemuan organisasi tersebut.

Para pakar militer sendiri mengatakan Armenia memiliki banyak alasan untuk merilis aplikasi tersebut dan mendapatkan dukungan dari anggota CSTO, khususnya setelah Azerbaijan menyerang bus yang membawa warga sipil di wilayah Armenia di kota Vardenis, serta pesawat tempur Su-25 Armenia yang ditembak jatuh.

Namun dimuat Armen Pres perwakilan resmi dari aliansi CSTO, Vladimir Zaidindinov mengztakan Armenia sendiri belum mengajukan aplikasi tersebut.

"Untuk membahas masalah ini di CSTO, Armenia perlu mengajukan permintaan tentang itu," ujarnya.

Dari sudut pandang Kremlin, Armenia adalah halaman belakang Rusia, dan Moskow tidak akan melewatkan kesempatan untuk menyelesaikan masalah di halaman belakangnya sendiri, karena perjanjian di Organisasi tersebut memberi Presiden Vladimir Putin peluang besar untuk menghadapi Presiden Recep Tayyip Erdogan secara langsung.

Konflik Nagorno-Karabakh kembali memanas pada Minggu (27/9), ketika terjadi bentrokan aktif antara pasukan dua negara.

Baik Azerbaijan dan Armenia telah menyalahkan satu sama lain dan memberlakukan darurat militer. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA