Tudingan tersebut disampaikan Netanyahu saat berpidato secara virtual di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (29/9).
Netanyahu menyebut senjata tersebut berada di lingkungan Jnah dan kemungkinan menjadi ledakan dahsyat di Beirut lainnya.
"Saya katakan kepada orang-orang Jnah, Anda harus memprotes ini. Karena jika benda ini meledak, itu akan menjadi tragedi lain," kata Netanyahu, seperti dikutip
Reuters.
"Iran dan Hizbullah dengan sengaja menempatkan Anda dan keluarga Anda dalam bahaya besar. Anda harus memberi tahu mereka, hancurkan depot ini," tambahnya.
Selama pidatonya, ia juga menampilkan sebuah foro yang menunjukkan pintu masuk ke pabrik rudal yang berada di Beirut. Foto tersebut adalah milik intelijen Israel.
Menananggapi pernyataan Netanyahu, Pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah langsung membantah keberadaan situs rudal tersebut. Ia menyebut Netanyahu berusaha untuk memprovokasi orang Lebanon untuk melawan gerakan Syiah.
Tidak lama setelah pidato Netanyahu, pusat media Hizbullah membawa sekelompok besar jurnalis untuk mengunjungi dan melihat apa yang digambarkan PM Israel itu sebagai tempat penyimpanan rudal di jalan perumahan yang ramah di Jnah.
Di dalam gedung tersebut terdapat mesin yang digunakan untuk memotong logam dan beberapa tabung gas.
"Tidak ada setitik pun dari apa yang dikatakan Netanyahu di pabrik ini. Ini adalah pabrik pribadi yang membuat potongan logam, dengan mesin pemotongan laser dan semacamnya, itu saja, "kata Mohammad Rammal, yang mengatakan bahwa dia menjalankan pabrik tersebut.
Seperti halnya Hizbullah, diplomat Iran, Mohammad Reza Sahraei membantah tudingan Netanyahu.
Lebanon telah didorong mencapai titik puncak krisisnya. Sebelum pandemi Covid-19 melanda, Lebanon sudah berkutat dengan kesulitan ekonomi.
Kemudian di tengah pandemi, sebuah ledakan dahsyat terjadi pada 4 Agustus 2020 di Pelabuhan Beirut. Insiden tersebut menewaskan hampir 200 orang dengan 6.000 lainnya terluka.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: