Dalam perjalanan, Pompeo menyampaikan kritiknya terhadap Vatikan karena mengejar hubungan yang lebih erat antara gereja Katolik dan Beijing. Menurutnya, Beijing tidak pernah memberikan kebebasan beragama.
"Tidak ada kebebasan beragama di China," kata Pompeo dalam simposium yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar AS untuk Tahta Suci. Ia mengatakan Partai Komunis China (PKC) ingin 'memadamkan lampu kebebasan dalam skala yang mengerikan'.
Pompeo mengecam perlakuan Beijing terhadap minoritas Muslim Uighur. Ia mengatakan semua kelompok agama di sana menghadapi penindasan.
“PKC telah menghantam setiap komunitas agama di China. Protestan, Buddha Tibet, pemuja Falun Gong, dan banyak lagi. Tentu saja umat Katolik juga tidak terhindar dari gelombang penindasan ini,†katanya.
Selama ini China secara konsisten membantah adanya perlakuan buruk terhadap orang Uighur. China juga berusaha mempertahankan catatan hak asasi manusia.
Para pejabat Vatikan menyatakan keterkejutannya ketika menjelang kunjungan Pompeo ke Roma, Pompeo menerbitkan sebuah esai di sebuah majalah Katolik konservatif yang dengan tajam mengkritik Takhta Suci atas rencana untuk memperbarui perjanjian dua tahun dengan Beijing.
Pompeo mengatakan kesepakatan itu akan membahayakan otoritas moral Vatikan. Teruatama karena pada kesepakatan itu Paus memberi beberapa pendapat tentang pengangkatan uskup China,
Pejabat Vatikan menilai, kesepakatan itu adalah episode perbaikan setelah beberapa dekade umat Katolik Tionghoa yang mengakui paus dipaksa bersembunyi.
Rencananya, Pompeo akan mengadakan pembicaraan pada Kamis dengan Kardinal Pietro Parolin, diplomat tertinggi Vatikan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: