Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mesir Memanas, Pembangkang Mohammed Ali Serukan Aksi Anti-Rezim Friday Of Victory

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 02 Oktober 2020, 06:33 WIB
Mesir Memanas, Pembangkang Mohammed Ali Serukan Aksi Anti-Rezim Friday Of Victory
Bendera Mesir/Net
rmol news logo Sebuah seruan yang berisi ajakan untuk berpartisipasi dalam aksi demonstrasi anti-rezim yang akan dilaksanakan pada hari ini, Jumat (2/10) waktu setempat, berkembang luas di Mesir. Itu terjadi setelah seorang pemuda ditembak mati oleh pasukan keamanan di selatan negara itu.

Adalah seorang pengusaha yang juga pembangkang Mesir, Mohammed Ali, yang kini tinggal di Spanyol yang telah menyerukan aksi unjuk rasa di semua alun-alun Mesir, terutama Lapangan Tahrir Kairo yang menjadi pusat protes Musim Semi Arab 2011 lalu.

Mohammed Ali memberi nama untuk aksi itu sebagai ‘Friday of Victory’.

“Protes di Tahrir Square akan menyampaikan suara orang Mesir yang marah kepada dunia, tidak seperti protes di desa dan dusun di kota,” kata Ali dalam video yang diunggah di akun Facebooknya, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Kamis (1/10).

Menanggapi hal itu, beberapa aktivis turun ke Twitter dengan menggemakan tagar #FridayofVictoryforEgyptians untuk menggerakkan massa.

Otoritas Mesir mengeluarkan peringatan keamanan pada hari Kamis (1/10) untuk memadamkan seruan protes itu.

Yayasan Arab untuk Dukungan Masyarakat Sipil (AFSS), yaitu sebuah organisasi kemanusiaan yang memantau protes, telah mendokumentasikan 164 protes di 14 dari 27 kegubernuran yang dilakukan sejak 20 - 27 September di mana ratusan pengunjuk rasa termasuk anak-anak, telah ditangkap.

Kelompok tersebut menetapkan bahwa alasan rangkaian protes adalah tidak adanya partisipasi dalam pengambilan keputusan.

Alasan lain kemarahan publik adalah berlanjutnya nasionalisasi partai, serikat pekerja dan masyarakat sipil, kebebasan politik yang terbatas, dominasi badan-badan negara atas parlemen, dan pemenjaraan yang berkelanjutan terhadap ribuan tahanan hati nurani, dan memburuknya standar hidup.

Pada September tahun lalu, Ali telah menyerukan demonstrasi luas melawan rezim, mengakibatkan ribuan pengunjuk rasa berkumpul di beberapa kota besar menuntut pengunduran diri pemerintah.

Abdul Fattah as-Sisi  berkuasa di Mesir setelah menggulingkan presiden pertama yang terpilih secara demokratis di negara itu, Mohammad Morsi, lewat sebuah kudeta militer pada Juli 2013. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA