Data resmi yang dihimpun oleh Kementerian Tenaga Kerja pada Jumat (2/10) menunjukkan, tingkat pengangguran di Jepang naik menjadi 3 persen pada Agustus.
Angka tersebut, naik 0,1 poin persentase dari Juli dan yang terbesar sejak Mei 2017 mencapai 3 persen atau lebih tinggi, seperti dimuat
AFP.
Data terpisah menunjukkan hanya ada 104 lowongan kerja untuk setiap 100 pencari kerja pada Agustus, sementara bulan sebelumnya 108 per 100 pencari kerja.
Jepang sudah berjuang dengan dampak bencana alam dan kenaikan pajak konsumsi sebelum pandemi virus corona melumpuhkan ekonomi global.
Setelah itu terjadi, tidak ada penguncian wajib di Jepang. Alih-alih, pemerintah meminta orang untuk tinggal di rumah yang sebagian besar diindahkan.
Meski begitu, ekonomi terhantam karena penutupan perbatasan negara, pariwisata sepi, konsumsi anjlok, hingga industri hotel yang semakin mengkhawatirkan.
Pasar tenaga kerja Jepang terkenal ketat, namun populasi usia kerja menyusut dalam masyarakat.
Mantan perdana menteri Shinzo Abe berusaha mengatasinya dengan membawa lebih banyak wanita dan orangtua ke dalam angkatan kerja, serta sedikit melonggarkan kebijakan imigrasi negara yang ketat.
Penggantinya, Yoshihide Suga, yang menjabat bulan lalu, telah berjanji untuk melanjutkan kebijakan Abe.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: