Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dikritik Terus Oleh PBB, Dubes Israel Ancam Tidak Akan Ada Lagi PBB Dalam 75 Tahun Ke Depan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 03 Oktober 2020, 12:46 WIB
Dikritik Terus Oleh PBB, Dubes Israel Ancam Tidak Akan Ada Lagi PBB Dalam 75 Tahun Ke Depan
Gilad Erdan dengan Benjamin Netanyahu pada rapat kabinet mingguan/Net
rmol news logo Duta Besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Gilad Erdan membuat sebuah pernyataan yang keras terhadap PBB pada Jumat (2/10).

Erdan memperingatkan badan dunia itu, bahwa tidak akan ada lagi PBB dalam 75 tahun ke depan jika terus-menerus mengkritik Israel.

"PBB mempertaruhkan hilangnya relevansi dan legitimasi apa pun yang tersisa," tulis Erdan dalam kolom yang ditulisnya untuk Israel Hayom, surat kabar harian milik donor besar Republik Sheldon Adelson.

Erdan mengingatkan bahwa PBB akan menghadapi ancaman eksistensi jika terus mengkritik Israel.

Erdan, yang ditunjuk sebagai duta besar Israel untuk PBB pada Juli, menegaskan: “Jika organisasi [PBB] tidak dapat mengambil tindakan terhadap rezim terburuk dan terus berpegang teguh pada obsesi Palestina, maka dalam 75 tahun ke depan, PBB tidak akan bisa memperingati ulang tahunnya. Karena itu akan kehilangan haknya untuk hidup."
Dalam pernyataannya Erdan juga mengecam PBB atas dukungannya terhadap pengungsi Palestina.

“Ketika mendanai badan-badan seperti UNRWA yang hanya melestarikan budaya kebohongan dan menghindari penanganan masalah mendesak yang penting bagi perdamaian dunia, maka PBB berisiko kehilangan sisa-sisa legitimasinya," kata Erdan mengenai Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina.

Badan tersebut memberikan bantuan penting dan bantuan kemanusiaan kepada lebih dari lima juta pengungsi Palestina.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Gutteres, dikritik karena tidak menyebutkan kesepakatan normalisasi Israel dengan Bahrain dan Uni Emirat Arab dalam pidato pembukaannya di Sidang Umum pekan lalu.

“Dalam pidatonya di awal Sidang Umum minggu lalu, Sekretaris Jenderal António Guterres memilih untuk berbicara tentang Afghanistan dan masalah lainnya. Ia sepenuhnya mengabaikan kesepakatan normalisasi yang telah mengubah Timur Tengah, sementara ia juga harusnya berfokus pada konflik Palestina-Israel,” kata Erdan.

Erdan kemudian memprotes apa yang digambarkan sebagai 'mayoritas otomatis' terhadap Israel di PBB. Anggota Likud itu memperkirakan bahwa normalisasi dengan negara-negara Teluk akan membantu negara Zionis itu dalam memblokir mayoritas anti-Israel dalam pemungutan suara di masa depan.

"Saya percaya, sekarang negara-negara Arab merangkul perdamaian dengan Israel sebagai anugerah. Dan mengekspos kebrutalan Iran setiap hari. Ada peluang pertempuran untuk mencapai tujuan ini," katanya mengacu pada 'mayoritas otomatis' yang melawan Israel di PBB. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA