"Jika tidak ada akses pasar dari pihak China untuk wilayah tertentu, hal ini tentunya juga akan tercermin pada fakta bahwa akses ke pasar Eropa akan semakin sempit," ujar Merkel dalam jumpa pers usai KTT khusus Uni Eropa di Brussels pada Sabtu (3/10).
"Kami secara alami mengharapkan timbal balik untuk perjanjian investasi dengan China. Kami menemukan bahwa hambatan masuk terkait dengan China masih terlalu tinggi," tambahnya, seperti dimuat
South China Morning Post.
Pada Jumat (2/9), Uni Eropa secara resmi sepakat untuk membatasi vendor "berisiko tinggi" dari membangun teknologi seluler 5G generasi berikutnya, sebuah langkah yang membawa blok tersebut lebih dekat ke AS, yang telah melobi sekutunya untuk mengecualikan Huawei.
UE telah memperkuat pendiriannya terhadap China dalam beberapa bulan terakhir karena wabah virus corona, situasi di Hong Kong, dan kebuntuan yang terus berlanjut atas usulan perjanjian investasi yang akan memberi bisnis Eropa akses yang lebih besar ke China semuanya telah membebani hubungan.
UE sendiri ingin China berjanji untuk menghilangkan hambatan bagi bisnis yang pada dasarnya permintaan untuk merombak cara model ekonomi yang dikelola negara telah berjalan selama beberapa dekade.
Komentar terbaru Merkel merupakan langkah maju dari posisi Jerman sebagai presiden UE. Itu adalah pertama kalinya Merkel mengungkapkan kemungkinan UE mengambil tindakan balasan terhadap China, perubahan besar dari preferensinya untuk menggambarkan UE sebagai pasar terbuka. untuk pemain luar.
Dewan Eropa menyebut, Jerman dan UE akan membahas masalah tersebut lebih lanjut dalam pertemuan di Berlin pada pertengahan November.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: