Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sempat Tertunda Covid-19, Israel Siap Sambut Kapal Rudal Canggih Buatan Jerman

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 04 Oktober 2020, 14:47 WIB
Sempat Tertunda Covid-19, Israel Siap Sambut Kapal Rudal Canggih Buatan Jerman
Kapal rudal INS Magen buatan Jerman saat diuji coba pada Maret 2020/Net
rmol news logo Sempat tertunda karena pandemi Covid-19, Israel akhirnya akan segera menerima kapal rudal pertamanya, INS Magen, sebagai bagian dari Project Magen, pada awal Desember.

Dimuat The National pada Minggu (4/10), Angkatan Laut Israel saat ini tengah mempersiapkan kedatangan kapal rudal yang ditunggu-tunggu untuk memperkuat pertahanannya dari kelompok Hizbullah yang didukung Iran.

Selain kapal rudal, Israel juga akan menerima tiga korvet buatan Jerman yang akan tiba selama dua tahun ke depan.

Kapal-kapal tersebut merupakan pembelian dalam kesepakatan pada 2015 senilai 480 juta dolar AS atau setara dengan Rp 7,1 triliun (Rp 14.800/dolar AS), dengan pemerintah Jerman menanggung sekitar seperempatnya.

"Ini lebih besar. Ini lebih baru. Lebih cepat. Lebih baik," kata kepala operasi Angkatan Laut Israel, Laksamana Muda Eyal Harel, selama tur di ladang gas lepas pantai Leviathan Israel.

Kapal-kapal tersebut, umumnya dikenal sebagai "Saar 6," akan berada di garis depan upaya Israel untuk melindungi zona ekonomi eksklusif (ZEE) Industri gas bumi yang dipandang sebagai aset nasional menjadi jantung dari upaya tersebut.

Lebih dari satu dekade setelah menemukan cadangan yang cukup besar di lepas pantai Mediterania, Israel sekarang menghasilkan sekitar 60 persen listriknya dari gas alam. Israel juga telah mengekspor gasnya ke Yordania dan Mesir.

Saat ini, Israel tengah mengejar proyek menciptakan pipa gas dari Mediterania Timur ke Eropa dengan Yunani dan Siprus.

Besarnya cadangan gas dan pentingnya proyek tersebut membuat Israel semakin waspada. Hizbullah sendiri diketahui telah mengidentifikasi instalasi gas Israel sebagai target prioritas tinggi.

Dalam pidatonya pada 2018, pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengatakan dia dapat menghancurkan aset gas Israel dalam beberapa jam jika ada perintah untuk melakukannya.

Israel menanggapi ancaman semacam itu dengan serius. Selama sebulan perang pada 2006, serangan rudal jelajah Hizbullah di kapal perang Israel "Saar 5" menewaskan empat tentara.

Insiden tersebut membuat Israel memperkuat pertahanan lautnya.

Adapun kapal-kapal baru Israel akan dilengkapi dengan radar yang lebih baru dan lebih kuat serta sistem elektronik lainnya.

Kapal sepanjang 90 meter itu dilengkapi dengan sistem pertahanan roket dan rudal, rudal anti-pesawat dan anti-kapal, torpedo, dan landasan peluncuran yang ditingkatkan untuk helikopter serang terbaru Israel.

“Secara fisik tidak jauh lebih besar dari Saar 5. Tapi itu menambahkan semua sistem ini," ujar Harel.

Harel mengatakan kapal pertama, INS Magen yang berarti "Perisai," seharusnya tiba pada Agustus, tetapi pengiriman ditunda karena virus corona.

Harel mengaku, kekhawatiran utama angkatan laut Israel adalah rudal C-802 buatan China, seperti yang menghantam kapal Israel pada 2006, dan rudal anti-kapal "Yakhont" buatan Rusia yang dimiliki oleh sekutu Hizbullah. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA