Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ke Qatar, Presiden Ashraf Ghani Bukan Bahas Perjanjian Damai Dengan Taliban

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 05 Oktober 2020, 15:07 WIB
Ke Qatar, Presiden Ashraf Ghani Bukan Bahas Perjanjian Damai Dengan Taliban
Presiden Afganistan, Ashraf Ghani/Net
rmol news logo Presiden Afganistan, Ashraf Ghani melakukan kunjungan ke Qatar dalam rangka melakukan pertemuan bilateral dengan para pemimpin negara Teluk.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Meski begitu, dilaporkan AFP, Ghani tidak akan mengadakan pembicaraan damai dengan perwakilan Taliban yang saat ini berlangsung di Doha.

Pejabat pemerintahan Afganistan mengatakan, Ghani melakukan kunjungan ke Qatar pada Senin (5/10). Namun ia dan timnya terlebih dulu terbang ke Kuwait untuk menghadiri pemakaman almarhum emir Syekh Sabah Al Ahmad Al Jaber Al Sabah.

"Beberapa pertemuan direncanakan untuk membahas upaya memperdalam hubungan Afganistan-Qatar dan kerja sama di berbagai bidang," ujar pejabat tersebut.

Meski begitu, seorang diplomat senior Barat yang mengawasi proses perdamaian intra-Afgan mengatakan, Ghani tidak akan bertemu dengan perwakilan Taliban.

"Tapi jelas Ghani tidak akan bertemu dengan para pejabat Taliban karena tidak ada pengurangan kekerasan dan mereka terus membunuh warga sipil yang tidak bersalah," terang diplomat tersebut.

Negosiasi antara pemerintah Afghanistan dan Taliban yang dimulai bulan lalu ditujukan untuk pihak yang bertikai yang menyetujui pengurangan kekerasan dan kemungkinan perjanjian pembagian kekuasaan baru.

Tetapi sejauh ini, belum ada kemajuan karena kedua belah pihak terjebak dalam proses dan prosedur.

Selama akhir pekan, sedikitnya 15 orang, kebanyakan warga sipil, tewas dan lebih dari 40 lainnya terluka dalam serangan bom truk yang menargetkan gedung pemerintah di Afghanistan timur.

Kemudian pada Sabtu (3/10), jurubicara gubernur Attaullah Khogyani mengatakan, seorang pembom bunuh diri meledakkan sebuah kendaraan penuh bahan peledak di pintu masuk sebuah gedung administrasi yang juga menampung beberapa fasilitas militer di distrik Ghani Khel di Provinsi Nangarhar. Akibatnya, 13 warga sipil termasuk satu perempuan dan empat anak tewas. Dua anggota aparat keamanan juga tewas.

Sejauh ini belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Baik Taliban maupun kelompok ISIS aktif di wilayah tersebut.

Meski begitu, pemerintah Afganistan kerap menyalahkan Taliban dalam setiap serangan yang terjadi.

Pembicaraan intra-Afganistan adalah bagian dari kesepakatan penting yang ditandatangani antara Amerika Serikat dan Taliban pada Februari.

Berdasarkan kesepakatan itu, pasukan asing akan meninggalkan Afghanistan pada Mei 2021 dengan imbalan jaminan kontraterorisme dari Taliban, yang setuju untuk merundingkan gencatan senjata permanen dan formula pembagian kekuasaan dengan pemerintah Afghanistan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA