Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Walau Terseok-seok, Bandara Changi Harus Siap Hadapi Dampak Covid-19

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 05 Oktober 2020, 15:27 WIB
Walau Terseok-seok, Bandara Changi Harus Siap Hadapi Dampak Covid-19
Air terjun dalam ruangan tertinggi di dunia yang terletak di Jewel Bandara Internasional Changi, Singapura/Net
rmol news logo Sebagai bandara terbaik di dunia, Bandara Internasional Changi tidak terlepas dari dampak pandemi Covid-19. Pihak pengelola bahkan tengah mempersiapkan diri untuk periode "menakutkan" karena pandemi tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.

Dua terminal di Bandara Changi telah ditangguhkan karena penerbangan turun ke level terendah dalam sejarah. Pambangunan terminal kelima juga dihentikan setidaknya selama dua tahun.

Upaya-upaya tersebut dilakukan oleh Changi untuk mengurangi biaya operasionalnya di tengah hantaman pandemi Covid-19.

Meski begitu, pengelolan bandara terbaik di dunia selama delapan tahun bertut-turut itu mengatakan, pihaknya juga harus mempersiapkan periode yang lebih buruk dari dampak pandemi.

"Pertempuran dengan Covid-19 baru saja dimulai. Masa depan memang tampak menakutkan dengan situasi yang tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan," ujar Changi Airport Group dalam laporan tahunan yang dikutip BBC, Senin (5/10).

Hasil laporan tahunan perusahaan yang mencakup periode hingga akhir Maret 2020 menunjukkan parahnya penurunan penumpang sejak pandemi terjadi pada Januari.

Sejak 23 Maret, Singapura telah melarang masuk dan transit pengunjung jangka pendek. Saat ini pun, pembatasan masih diberlakukan, meski telah dilonggarkan untuk sejumlah negara.

Tetapi dampak dari lumpuhnya operasi bandara yang hanya beberapa bulan akan terasa hingga bertahun-tahun.

Pembatasan sendiri telah menghapus sebagian besar keuntungan pada 2019. Data menunjukkan, keuntungan Changi turun 36 persen menjadi 435 juta dolar AS.

Meski begitu, Changi telah terbantu dengan kehadiran Jewel, sebuah komplek perbelanjaan dan hiburan seluas 14 hektar yang baru dibuka pada tahun lalu. Di sana terdapat toko dan atraksi, termasuk hutan hujan, labirin pagar dan air terjun dalam ruangan tertinggi di dunia.

Jewel nyatanya membantu untuk meredam pukulan dari penurunan pengunjung, dengan meningkatkan pendapatan sebesar 2,6 persen menjadi 3,1 miliar dolar Singapura.

"Jewel adalah ikon baru bagi Singapura dan telah mendefinisikan ulang artinya menjadi bandara," tambah Changi Airport Group.

Terlepas dari itu semua, industri penerbangan telah babak belur. Pemulihan sendiri sangat bergantung pada bagaimana negara-negara di seluruh dunia mengelola kontrol perbatasan, pelonggaran persyaratan perjalanan udara dan pengembangan perawatan medis yang layak untuk Covid-19.

Setiap harinya, sektor industri penerbangan seakan mendapatkan mimpi buruk. Pekan lalu saja, dua maskapai penerbangan AS memberhentikan ribuan pekerja setelah berupaya untuk merundingkan rencana bantuan ekonomi di Kongres terhenti.

Dan bulan ini badan perdagangan penerbangan, Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), telah merevisi target pemulihan menjadi setidaknya 2024, setelah melihat perjalanan musim panas berakhir suram. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA