Bukan hanya oleh dukungan Turki dan keterlibatan para pejuang asing, konflik di wilayah yang juga dikenal dengan nama Artsakh itu juga diperpatah dengan kampanye berita palsu alias hoax dari pihak Azerbaijan.
"Setelah gagal meraih sukses di medan perang, di satu sisi pihak Azerbaijan berbicara tentang pencapaian imajinernya, dan di sisi lain menyebarkan berita palsu tentang penembakan terhadap permukiman Azerbaijan oleh Armenia," begitu keterangan yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Armenia awal pekan ini (Senin, 5/10).
"Disinformasi baru-baru ini tentang dugaan serangan dari wilayah Armenia ke pemukiman Azerbaijan adalah contohnya," sambung pernyataan yang sama.
Menurut Armenia, tujuan dari kampanye disinformasi ini tidak lain adalah untuk menutupi penembakan besar-besaran di wilayah pemukiman di Nagorno-Karabakh oleh Azerbaijan yang bahkan telah dilakukan sejak hari pertama perang. Hal ini mengakibatkan banyak kerugian dan kerusakan infrastruktur di antara penduduk sipil.
Armenia sangat menyayangkan kampanye penyebaran berita palsu semacam itu dari pihak Azerbaijan.
"Dengan tersebarnya berita palsu semacam itu, Azerbaijan juga menyiapkan dasar-dasar untuk kelanjutan kebijakan kriminalnya dan untuk perluasan geografi perang," jelas pernyataan yang sama.
Pernyataan itu juga menegaskan bahwa Armenia tidak akan tinggal diam dalam menanggapi provokasi semacam itu.
"Setiap provokasi oleh pihak Azerbaijan akan mendapat tanggapan yang memadai dari Republik Armenia," bunyi pernyataan tersebut.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: