Hal ini bisa menjadi semacam ancaman ataupun peluang bagi Joe Biden yang merupakan rival Trump dalam pemilu presiden Amerika Serikat November mendatang.
Di satu sisi lain, kondisi semacam itu bisa jadi menggerus dukungan publik bagi Biden, apalagi jika Trump sembuh dan "memainkan" retorikanya terkait isu Covid-19.
Namun, di sisi lain, Biden bisa "memanfaatkan" momen Trump positif Covid-19 untuk menarik perhatian atau pemilih, terutama
swing voters untuk memilihnya.
Menurut pakar hubungan internasional Dinna Prapto Raharja, Ph.D dalam
RMOL Wolrd View bertajuk
"Setelah Trump Disengat Corona" yang digelar pada Senin sore (5/10), Biden bisa memanfaatkan situasi saat ini untuk menggaet dukungan lebih dari pemilih.
"Pengalaman lalu, kubu Demokrat cenderung asik di daerah perkotaan. Tapi jika dilihat
swing voters di Amerika Serikat bergeser lebih kepada
voters di
rural area," jelasnya.
Oleh karena itu, menurut Dinna, jika Biden mau mengambil kesempatan dalam kesempitan, dia bisa melakukan kerja lebih dengan cara turun langsung ke lapangan dan menyapa warga di wilayah pinggiran.
"Biden perlu tambahan kerja-kerja khusus untuk menarik dukungan lebih terutama kepada
voters di wilayah yang paling
rural. Mereka perlu disapa. Dia punya peluang lebih jika dia turun ke lapangan," papar Dinna.
"Ada istilahnya, untuk ketuk pintu di setiap rumah untuk mengingatkan mereka (voters) untuk memilih," sambungnya.
Oleh karena itu, sambung Dinna, jika Biden dan tim kampanyenya di Demokrat melakukan manuver semacam itu, maka bukan tidak mungkin dia bisa menarik perhatian pemilih.
"Pasalnya mereka yang tinggal di rural area banyak yang tidak memiliki akses kepada tv atau internet sehingga perlu disapa langsung," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: