Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pernyataan Emmanuel Macron Penuh Kontroversi, Turki: Itu Mendorong Islamofobia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 06 Oktober 2020, 14:10 WIB
Pernyataan Emmanuel Macron Penuh Kontroversi, Turki: Itu Mendorong Islamofobia
Presiden Prancis, Emmanuel Macron/Net
rmol news logo Turki memberikan serangan tajam pada Presiden Prancis, Emmanuel Macron atas pernyataannya baru-baru ini yang mengklaim bahwa Islam dalam kondisi krisis dan dapat merugikan negaranya.

Pernyataan Macron tersebut merujuk pada RUU kontroversial yang tengah digodok oleh pemerintah Prancis. RUU tersebut berisi setiap orang diizinkan untuk menganut agama atau keyakinan apapun, namun tanpa menampilkan afiliasi dengan agama tertentu di muka publik.

Di dalam Islam sendiri, wanita memiliki kewajiban untuk mengenakan jilbab yang artinya sangat terpengaruhi oleh RUU tersebut. Alhasil, RUU tersebut memicu protes dari umat muslim.

Namun hal tersebut ditanggapi berbagai pernyataan Macron yang semakin memicu perselisihan. Pada Jumat (2/10), Macron mengumumkan rencana kontroversial untuk melawan "separatisme Islam" di Prancis.

Dalam pidatonya, Macron mengklaim bahwa Islam adalah agama yang mengalami krisis di seluruh dunia.

"Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia saat ini, kita tidak hanya melihat ini di negara kita," kata Macron.

Pernyataan Macron tersebut langsung ditanggapi keras oleh Turki. Jurubicara kepresidenan, Ibrahim Kalin bahkan menyebutnya dapat mendorong Islamofobia.

"Klaim Presiden Macron bahwa 'Islam dalam krisis' adalah pernyataan yang berbahaya dan provokatif, mendorong Islamofobia dan hasutan anti-Muslim," ujar Kalin, mengutip Yeni Safak, Selasa (6/10).

"Menjadikan Islam dan Muslim sebagai kambing hitam atas kegagalan Republik Prancis sangat jauh dari kebijakan rasional," pungkas dia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA