Dialog putaran kedua tersebut dimulai pada Jumat malam (2/10) waktu setempat. Dihadiri oleh Dewan Tinggi Negara yang berbasis di Tripoli dan diketuai oleh Fawzi Al-Agab serta Dewan Perwakilan Rakyat yang berbasis di Tobruk dan diketuai oleh Youssef El Akkouri.
Dialog antar-Libya putaran kedua sendiri gelar untuk menindaklanjuti putaran pertama yang berlangsung pada 6 hingga 10 September.
Pada putaran pertama kedua belah pihak telah menghasilkan kesepakatan yang komprehensif mengenai kriteria dan mekanisme yang transparan serta objektif untuk memilih yang akan memimpin.
"Kedua belah pihak telah sepakat untuk melanjutkan dialog dan melanjutkan pertemuan mereka untuk menyelesaikan langkah-langkah yang diperlukan yang menjamin penerapan dan aktivasi perjanjian ini," begitu pernyataan tertulis yang diterima oleh
Kantor Berita Politik RMOL pada Rabu (7/10).
Setelah dialog putaran pertama, kedua belah pihak juga merilis pernyataan bersama untuk mengapreasi Maroko dan Raja Mohammed VI yang telah berhasil menginisiasi jalan menuju perdamaian itu.
Keduanya menekankan bantuan Maroko yang selalu mendampingi Libya di tengah krisis dan berupaya untuk memenuhi keinginan rakyat Libya guna membangun demokrasi yang damai, aman, dan stabil.
Komunitas internasional, termasuk Uni Eropa, Liga Arab, dan PBB, termasuk di antara beberapa pemain internasional yang memuji fasilitasi Maroko dalam dialog antar-Libya dan upayanya untuk membantu mencapai solusi atas krisis Libya.
Apresiasi kepada Maroko tersebut ditunjukkan dalam pertemuan tingkat tinggi antar menteri luar negeri yang digelar pada Senin (5/10). Mereka juga menyambut baik pertemuan yang juga dilakukan di Montreux, Swiss dan Kairo, Mesir.
"Perlunya pemangku kepentingan regional dan internasional untuk bekerja sama membantu Libya mencapai solusi politik yang langgeng," demikian pernyataan bersama pertemuan tersebut.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: