Ketua United Nations Support Mission in Libya (UNSMIL), Stephanie Williams mengatakan, dialog putaran kedua yang dimulai di Bouznika, Maroko sejak Jumat malam (2/10) itu telah memberikan rekomendasi yang krusial untuk penyelesaian krisis Libya.
Hadir dalam pertemuan tersebut, Williams mengaku puas dengan kehadiran dua delegasi, yaitu Dewan Tinggi Negara yang berbasis di Tripoli dan diketuai oleh Fawzi Al-Agab serta Dewan Perwakilan Rakyat yang berbasis di Tobruk dan diketuai oleh Youssef El Akkouri.
Menurut Williams, kesepakatan kedua belah pihak terkait siapa yang akan menduduki pos kedaulatan dapat dilakukan dengan melanjutkan ketentuan perjanjian Skhirat disimpulkan pada Desember 2015.
Ia juga menyoroti bagaimana Maroko tanpa kenal lelah membantu upaya penyelesaian krisis Libya.
Selain itu, Williams menekankan bahwa penyelesaian krisis ini tetap menjadi prioritas utama PBB, mengingat kondisi sangat sulit dialami warga Libya sebagai akibat dari konflik yang terus berlanjut.
Williams pun menyerukan kesepakatan politik komprehensif yang memenuhi aspirasi semua partai dan menempatkan Libya di jalan menuju perdamaian, stabilitas dan pembangunan.
Ia mendesak semua warga Libya untuk terus bekerja dalam mendukung gencatan senjata dan dialog politik, sambil mempromosikan kepentingan negara dan rakyat dengan tujuan untuk memulihkan legitimasi dan kedaulatan serta membangun negara yang demokratis.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: