Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Selasa (6/10), WMO menyatakan, para ilmuwan dari Copernicus Atmosphere Monitoring Service telah mengonfirmasi bahwa lubang ozon di atas Antartika adalah salah satu yang terbesar dan terdalam untuk beberapa tahun terakhir.
Lubang pada lapisan ozon yang melindungi manusia dari sinar UV matahari yang berbahaya biasanya muncul setiap Agustus atau awal musim semi di Antartika. Lubang tersebut akan mencapai puncaknya sekitar Oktober.
“Penipisan ozon berhubungan langsung dengan suhu di stratosfer,†kata jurubicara WMO, Clare Nullis, seperti dimuat
Anadolu Agency.
"Ini karena awan stratosfer kutub, yang memiliki peran penting dalam perusakan kimiawi ozon, hanya terbentuk pada suhu di bawah -78 C," sambungnya.
Nullis menjelaskan, penipisan ozon bergantung pada suhu yang sangat dingin. Semakin dingin suhu di stratosfer atas Antartika, maka semakin besar lubang ozonnya.
"Udara berada di bawah minus 78 C adalah suhu yang Anda butuhkan untuk membentuk awan stratosfer dan proses yang cukup rumit ini," jelas Nullis.
"Tapi pada dasarnya, es di awan ini memicu reaksi yang kemudian dapat merusak zona ozon. Jadi, karena itulah kami melihat lubang ozon besar tahun ini," tambah dia.
Penipisan ozon di benua Antartika pertama kali terlihat pada 1985. Meskipun lubang tumbuh, para ahli yakin bahwa sejak pembatasan halokarbon perusak ozon diperkenalkan melalui Protokol Montreal, lubang tersebut perlahan-lahan pulih.
Proyeksi iklim menunjukkan bahwa lapisan ozon akan kembali ke level 1980 pada 2060.
“Protokol Montreal, yang secara efektif menghapus zat pemakan ozon, adalah salah satu perjanjian lingkungan yang paling efektif dan sukses sepanjang masa. Namun, kami tidak bisa berpuas diri, â€kata Nullis.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: