Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kematian Massal Hewan Laut Di Kamchatka Masih Misterius, Penyebab Polusi Belum Dipastikan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 07 Oktober 2020, 13:23 WIB
Kematian Massal Hewan Laut Di Kamchatka Masih Misterius, Penyebab Polusi Belum Dipastikan
Hewan laut di Kamchatka banyak mati terdampar di pantai/Net
rmol news logo Kematian masal kehidupan laut di Semananjung Kamchatka masih menyisakan misteri yang belum terpecahkan. Penyebab polusi air laut di sana masih belum dipastikan.

Sejak akhir September, penduduk di Kamchatka dibuat bingung sekaligus khawatir dengan penemuan berbagai hewan laut, seperti anjing laut, gurita, hingga bulu babi yang mati terdampar di pantai.

Sebuah tim penyelam dari cagar alam negara bagian bahkan menemukan kematian massal terjadi pada kehidupan di bawah laut dengan kedalaman 5 hingga 10 meter.

Ivan Usatov dari Kronotsky Reserve menyebut, sekitar 95 persen kehidupan di bawah laut telah mati.

"Beberapa ikan besar, udang dan kepiting yang tersisa, tetapi hanya dalam jumlah kecil," ujar ilmuwan tersebut dalam pertemuan dengan Gubernur Kamchatka, Vladimir Solodov, seperti dikutip dari AFP.

Bukan hanya hewan, para peselancar juga mengeluh mengalami mata perih. Beberapa peselancar bahkan mengalami luka bakar di kornea mata mereka.

Peristiwa tersebut membuat sebuah tim dikerahkan untuk melakukan penyelidikan yang hingga saat ini masih belum mendapat titik terang.

Beberapa pihak mengaitkan insiden ini dengan kebocoran minyak besar-besaran yang terjadi di Siberia pada 29 Mei 2020. Insiden t

Ketika itu, Rusia mengumumkan keadaan darurat untuk wilayah lingkaran arktik dekat norilsk Siberia pasca tumpahan 20 ton minyak dari pembangkit listrik.

Atas kebocoran tersebut, Presiden Vladimir Putin diketahui memberikan kecaman pada para pejabatnya secara terbuka karena mengelak dan lambat dalam penanganan.

Meski begitu, Dana Dunia untuk Alam (WWF) Rusia mengesampingkan keterkaitan tersebut. Mereka mengatakan polutan di Kamchatka bukan minyak tetapi zat transparan yang sangat beracun yang sangat larut dalam air.

Sejauh ini, para ilmuwan pun tengah bekerja untuk mendeteksi sumber polusi, termasuk teori efek alami dari ganggang laut mikroskopis, tetapi dengan fokus pada penyebab potensial buatan manusia.

Pada Selasa (6/10), para ahli mengambil sampel air dan tanah dari sebuah situs bernama Kozelsky yang digunakan era Soviet untuk menyimpan zat beracun jauh di dalam tanah.

Situs tersebut dibuka pada 1979 untuk menyimpan pestisida dan saat ini tidak memiliki pemilik resmi. Di sana diketahui terdapat sekitar 108 ton pestisida dan bahan kimia beracun.

“Jawaban paling jelas di mana sumber pencemaran bisa jadi adalah situs kimia beracun Kozelsky,” kata Solodov.

Kamchatka yang dihuni sekitar 300 ribu orang terkenal dengan pemandangan spektakuler dan gunung berapi yang masih hidup, dipenuhi dengan satwa liar termasuk beruang coklat. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA