Momentum pencalonan Yoo agaknya dapat digunakan untuk menunjukkan komitmen Indonesia terhadap kemitraan strategis dengan Korea Selatan.
Untuk itu, Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah menyarankan agar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dapat melakukan dialog khusus dengan Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Kang Kyung-wha terkait dukungan tersebut.
"Satu suara dari RI di tengah pandemi Covid-19 ini dapat menjadi magnet bagi ASEAN, GNB, dan OKI untuk turut mendukung wakil dari Korsel ini," kata Teuku kepada
Kantor Berita Politik RMOL pada Kamis (8/10).
"Karena itu, diperlukan saling pengertian sejak ini, agar Myung-hee kedepannya benar-benar memerhatikan aspirasi di belakang gerbong yang dibawa oleh RI," tambahnya.
Dalam hal ini, Teuku mengatakan, pemerintah tidak perlu secara khusus membeberkan kepentingan Indonesia, termasuk sawit, mengingat hubungan persahabatan kedua negara sudah mencapai pada tingkatan sahabat sejati.
"Myung-hee sudah mengerti dengan sendirinya soal pentingnya sawit dalam ekonomi RI. Sesuai jabatan terakhirnya sebagai Menteri Perdagangan, yang ikut bertanggungjawab atas meningkatnya hubungan bilateral hingga saat ini," jelas Teuku.
Memiliki 25 tahun di dunia perdagangan global, Yoo saat ini sudah berhasil melenggang masuk ke babak final. Ia masuk dalam tahap terakhir pencalonan dan harus bersaing dengan seorang ekonom dari Nigeria, Ngozi Okonjo-Iweala.
Pemilihan Dirjen WTO sendiri akan dilakukan dalam pertemuan dewan. Nantinya, negara-negara anggota WTO akan memilih pemimpinnya secara konsensus. Proses tersebut diharapkan akan rampung pada bulan depan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: