Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Intelijen: Rusia-China-Iran Tak Mau AS Dapatkan Vaksin Covid-19 Lebih Dulu

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 09 Oktober 2020, 11:07 WIB
Intelijen: Rusia-China-Iran Tak Mau AS Dapatkan Vaksin Covid-19 Lebih Dulu
Vaksin Covid-19/Net
rmol news logo Intelijen Amerika Serikat (AS) mengklaim Rusia, China, dan Iran berusaha mencegah Washington untuk mendapatkan dan menggunakan vaksin Covid-19.

Direktur Pusat Kontra Intelijen dan Keamanan Nasional William Evanina menyebut, ada negara asing yang berusaha mencegah AS mendapatkan vaksin untuk virus corona terlebih dulu.

"Tapi begitu kita melakukannya, mereka pasti akan mencegah kita untuk mencoba memasukkannya ke tanganmu," kata Evanina dalam sebuah wawancara yang dikutip dari TASS pada Jumat (9/10).

"China, Rusia, dan Iran berusaha mencegah kami mendapatkan vaksin," sambung dia tanpa memberikan bukti.

Pada Juli, Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris (NCSC) mengklaim, peretas yang bekerja untuk dinas intelijen Rusia berusaha untuk mencuri informasi mengenai pengembangan vaksin Covid-19 di Inggris, Kanada, dan AS. Tetapi jurubicara Kremlin, Dmitry Peskov menyatakan klaim itu tidak berdasar.

Selain itu, Evanina mengatakan, taktik Rusia untuk mencampuri pemilihan presiden AS saa ini berubah jika dibandingkan pada 2016.

"Perubahannya adalah bahwa Rusia tidak lagi menggunakan sebagian besar proxy dan bot serta troll farm mereka sendiri karena mereka tertangkap. Mereka sekarang mengambil informasi warga AS dan mereka mengambilnya dan memperkuatnya," katanya.

Evanina juga mencurigai musuh AS mencoba memanfaatkan diagnosis Covid-19 Presiden Donald Trump saat ini untuk mencampuri proses pemilihan AS.

"Saya pikir itu adalah luka terbuka bagi musuh kita untuk memanfaatkan, tidak hanya Covid. Tapi sekarang presiden telah didiagnosis, itu memberi mereka kesempatan, untuk sekali lagi, tidak hanya meningkatkan, memperburuk dan memperkuat pesan di kedua sisi (Demokrat dan Republik)," tuturnya.

"Kami akan terus melihat aktivitas yang lebih agresif dari musuh kami terhadap Presiden sehubungan dengan situasi Covid-nya. Jadi itu masalah bagi kami di tingkat keamanan nasional," tambahnya.

"Saya pikir mengoreksi informasi, memberikan skenario yang benar kepada rakyat Amerika sangat penting sehingga musuh asing kita tidak mengekstrapolasi informasi yang salah," tekannya.

Selain Rusia, China, dan Iran, Evanina juga menyebut nama Arab Saudi, Venezuela, Kuba, dan Turki untuk negara-negara asing yang berusaha mempengaruhi proses pemilihan di AS.

Pekan lalu, Jumat (2/10), Trump mengumumkan bahwa ia dan istrinya, Melania Trump dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.

Setelah dirawat di Pusat Medis Walter Reed, Trump kemudian kembali ke Gedung Putih meski belum dinyatakan negatif Covid-19. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA