Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Obat Covid Yang Digunakan Trump Ternyata Dikembangkan Menggunakan Sel Yang Berasal Dari Janin Yang Diaborsi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 09 Oktober 2020, 13:30 WIB
Obat Covid Yang Digunakan Trump Ternyata Dikembangkan Menggunakan Sel Yang Berasal Dari Janin Yang Diaborsi
Presiden Donald Trump/Net
rmol news logo Presiden Donald Trump memuji pengobatan antibodi Regeneron yang disebutnya sebagai 'obat' potensial. Namun, yang mengejutkan sebuah laporan menyebutkan bahwa antibodi yang diterima Trump sebagai obat infeksi Covid-19 disebut-sebut dikembangkan dengan menggunakan sel-sel yang berasal dari jaringan janin yang diaborsi.
Beberapa kalangan terkejut dengan laporan itu, sementara Trump sendiri secara konsisten berusaha membatasi akses aborsi.

Obat tersebut adalah campuran antibodi monoklonal yang dikembangkan oleh Regeneron. Presiden menerima infus 8 gram di bawah pengecualian 'penggunaan dengan belas kasih' ketika dia dirawat di rumah sakit selama akhir pekan karena Covid-19.

Sel induk yang digunakan untuk mengembangkan obat ini dikenal sebagai sel HEK-293T, sel yang digunakan di laboratorium. Sel-sel tersebut awalnya berasal dari ginjal embrio setelah aborsi elektif yang dilakukan di Belanda pada tahun 1970-an.

Trump secara konsisten berusaha untuk membatasi akses aborsi, termasuk yang terbaru, ketika dia menominasikan Hakim Katolik konservatif Amy Coney Barrett sebagai Hakim Agung pada bulan lalu. Gerakan anti-aborsi adalah salah satu basis dukungan Trump yang paling antusias.

Platform Partai Republik tahun 2020 secara eksplisit menentang penelitian sel induk embrio, dan menyerukan larangan pendanaan federal untuk penelitian sel induk embrio.

Menanggapi laporan itu, Institut Charlotte Lozier, sebuah kelompok penelitian anti-aborsi, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah meninjau informasi yang dipublikasikan tentang Regeneron dan tidak mempermasalahkannya.

"Dalam mengobati Covid-nya Presiden tidak diberi obat yang melibatkan penghancuran kehidupan manusia," kata direktur penelitian David Prentice dan Tara Sander Lee, rekan senior di institut tersebut, dalam pernyataan bersama, seperti dikutip The Hill, Jumat (9/10). rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA