Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Setengah Penduduk Artsakh Melarikan Diri, Sisanya Hidup Dalam Ketakutan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 09 Oktober 2020, 13:36 WIB
Setengah Penduduk Artsakh Melarikan Diri, Sisanya Hidup Dalam Ketakutan
Pemukiman warga di Nagorno-Karabakh yang hancur dalam konflik Armenia dan Azerbaijan/Net
rmol news logo Dua pekan bentrokan di wilayah Nagorno-Karabakh membuat setengah populasi di sana melarikan diri, sementara sisanya hidup dalam ketakutan.

Dalam laporan Ombudsman yang dimuat The Guardian pada Kamis (8/10), sebagian besar dari 50 ribu populasi di ibukota Stepanakert telah pergi.

"Menurut perkiraan awal kami, sekitar 50 persen populasi Karabakh serta 90 persen wanita dan anak-anak, atau sekitar 70 ribu hingga 75 ribu orang telah mengungsi," kata Ombudsman.

Sementara itu, jaksa Azerbaijan menyebut, sebanyak 427 tempat tinggal yang dihuni oleh 1.200 orang telah hancur.

Bentrokan terbaru antara pasukan Armenia dan Azerbaijan yang terjadi pada 27 September memang telah banyak mengorbankan warga sipil.

Armenia menyebut, puluhan warga sipil dan lebih dari 300 pasukannya meninggal dunia dalam bentrokan tersebut.

Dalam sebuah wawancara, Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan pertempuran yang terjadi baru-baru ini sebagai sebuah tragedi besar.

Berbagai serangan terbaru menunjukkan, Azerbaijan berusaha untuk mengambil alih kendali Stepanakert dan sejumlah kota lainnya yang selama ini ditinggali oleh etnis Armenia.

Jurubicara Kementerian Pertahanan Armenia, Artsrun Hovhannisyan mengatakan, bentrokan yang terjadi berlangsung sepanjang hari, di sepanjang garis depan hingga saat ini.

Penembakan berkala oleh pasukan Azerbaijan telah mengubah Stepanakert menjadi kota hantu yang dipenuhi amunisi yang belum meledak dan kawah peluru.

Di tengah pertempuran sengit tersebut, Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE) berusaha untuk mengakhiri perselisihan. Grup Minsk yang dibuat dan diketuai oleh Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat (AS) mendesak pihak-pihak yang bertikai untuk menghentikan operasi militernya.

Nagorno-Karabakh sendiri telah memisahkan diri dari Azerbaijan dalam perang di awal 1990-an yang merenggut nyawa sekitar 30 ribu orang. Ketika itu, para penduduk yang merupakan etnis Armenia mendeklarasikan Republik Artsakh.

Sejauh ini, 140 ribu penduduk di Nagorno-Karabakh adalah orang Armenia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA