Menlu menilai dunia internasional telah gagal menghentikan pelanggaran Israel terhadap Palestina dan sebaliknya hanya memberikan pidato retoris alih-alih melakukan tindakan nyata.
"Rakyat Palestina menghadapi ancaman eksistensial yang mengancam hak kebebasan mereka dan hak untuk menentukan nasib sendiri," kata kantor berita resmi Palestina (WAFA) mengutip pernyataan al-Maliki selama pertemuan dengan Gerakan Non-Blok.
"Situasi kritis di Palestina yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur, sebagian besar mencerminkan kelemahan serius dari sistem internasional, yang puas dengan pidato tanpa tindakan nyata untuk menghentikan praktik ilegal Israel," katanya, seperti dikutip dari
, Sabtu (10/10).
Gerakan Non-Blok didirikan di ibukota Yugoslavia Beograd pada tahun 1961 dan saat ini terdiri dari 120 anggota yang mewakili kepentingan dan prioritas negara-negara berkembang di beberapa benua.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: