Selama ini Korea Selatan sering mendesak Menhan Prabowo untuk segera menyelesaikan proyek tersebut.
Proses renegoisiasi saat ini tengah dilakukan Indonesia. Sebelumnya kontribusi Indonesia dalam pembangunan proyek pesawat jet tempur itu ada di angka 20 persen.
Prabowo atas pesan presiden Jokowi telah minta diturunkan menjadi 15 persen.
Pakar militer Prof Muradi menyampaikan, jika Korea Selatan mau proyeknya dengan Indonesia berjalan lancar harus mampu memahami kondisi Indonesia.
“Korea harus bisa memahami konteks Indonesia. Jadi, jangan sampai kemudian nyecer kayak debt collector ya, berkali-kali debt collector dia,†tegas Prof Muradi kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (12/10).
Terlebih, kata Prof Muradi, Korea Selatan kerap meremehkan kondisi keuangan Indonesia. Sehingga, hal tersebut membuat Indonesia sebagai pembeli berpikir ulang untuk kerjasama.
“Kemudian datang minta ini itu, Indonesia punya uang enggak sih dsb. Itu kan berkali-kali ditanyakan dan itu bahasanya agak tidak byaman ya,†katanya.
“Karena apa buat mereka ok saya kasih teknologi tapi uangnya ada enggak? Harusnya itu sudah klir ketika ada BtoB plus GtoG itu yanh kemudian saya kira perlu ditegaskan,†tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.