Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Makin Kacau, Demo Di Belarusia Diwarnai Pengunaan Senjata Militer Oleh Pasukan Keamanan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 13 Oktober 2020, 11:20 WIB
Makin Kacau, Demo Di Belarusia Diwarnai Pengunaan Senjata Militer Oleh Pasukan Keamanan
Pasukan keamanan di Belarusia/Net
rmol news logo Aksi unjuk rasa di Belarusia terus berlangsung. Namun kali ini polisi telah diizinkan untuk menggunakan senjata tempur untuk menghadapi para demonstran.

Sebuah klip video yang beredar di media sosial menunjukkan, bagaimana pasukan keamanan dengan balaclavas menanggapi para demonstran menggunakan pistol suar dan semprotan tidak dikenal.

Ketika itu, para demonstran meneriakan kata "Fasis!" yang langsung dibalas oleh petugas keamanan.

Suara ledakan juga dapat terdengar, gumpalan asap abu-abu pun memenuhi udara di tempat kejadian.

Dilaporkan Reuters, tidak ada laporan langsung mengenai korban cedera atau penangkapan dalam aksi pada Senin (12/10) itu.

Setelah insiden, jurubicara Kementerian Dalam Negeri kemudian mengonfirmasi bahwa polisi telah menggunakan pistol suar dan gas air mata untuk membubarkan unjuk rasa yang tidak sah.

"Protes, yang sebagian besar bergeser ke Minsk, telah menjadi terorganisir dan sangat radikal," kata Kementerian Dalam Negeri dalam sebuah pernyataan.

“Dalam hal ini, pegawai Kementerian Dalam Negeri dan pasukan internal tidak akan meninggalkan jalan-jalan dan, jika perlu, akan menggunakan peralatan khusus dan senjata militer,” katanya.

Setiap akhir pekannya sejak pemilu pada Agustus, puluhan ribu warga Belarusia melakukan aksi demo untuk menolak kemenangkan petahana, Presiden Alexander Lukashenko yang telah berkuasa selama 26 tahun.

Bentrokan pada Senin terjadi setelah ribuan orang ikut serta dalam pawai di ibukota Minsk. Para pengunjuk rasa meneriakkan "Pergi" dan mengibarkan bendera putih bergaris merah, simbol oposisi Belarusia.

Sebelumnya, Minggu (11/10), sebanyak 713 orang ditahan karena ikut serta dalam protes massal, pasukan keamanan menggunakan meriam air dan pentungan untuk membubarkan massa yang menuntut pemilihan presiden baru. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA