Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dubes RI Di Pyongyang Pamerkan Indonesia Pejabat Organisasi Internasional

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yelas-kaparino-1'>YELAS KAPARINO</a>
LAPORAN: YELAS KAPARINO
  • Selasa, 13 Oktober 2020, 23:39 WIB
Dubes RI Di Pyongyang Pamerkan Indonesia Pejabat Organisasi Internasional
Dubes RI di Pyongyang, Berlian Napitupulu, menjelaskan Indonesia kepada para tamunya/Ist
rmol news logo Pemerintah Indonesia melalui Kedubes RI di Pyongyang mempromosikan keindahan alam dan keragaman budaya Indonesia kepada pejabat organisasi internasional di Republik Rakyat Demokratik Korea atau Korea Utara itu.

Pejabat organisasi internasional yang hadir dalam kegiatan yang diselenggarakan hari Senin lalu (12/10) adalah Praveen Kumar Agrawal dan Sven Evert Thelin dari UN World Food Programme (WFP), Saroj Dash dan Raymundo S. Rodriguez dari European Union Program Support (EUPS), Mohamed Babiker dari International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC), serta Btsuamlak Teweldehrhan dari United Nations Population Fund (UNPF).

Dubes Berlian Napitupulu mengawali promosinya dengan tur singkat ke Galeri Mini Kebudayaan dan Pariwisata di halaman KBRI Pyongyang.

Di dalam tur ini Berlian menjelaskan profil singkat budaya dan wisata Indonesia kepada para tamu-tamu penting tersebut melalui peta besar Indonesia, poster mengenai industri, destinasi wisata yang terpampang di ruang galeri kecil itu.

”Pada kesempatan ini, izinkan saya memperkenalkan Indonesia secara singkat melalui peta besar di hadapan anda. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas daratan 1,9 juta km2, 17.504 pulau besar dan kecil. Saya akan fokus kepada lima pulau besar saja, jika saya jelaskan semua pulau di Indonesia, sampai besok pun kita tidak akan selesai membahasnya,” tutur Dubes Berlian yang disambut tawa hadirin.

Lima pulau terbesar Indonesia itu, sambung Dubes Berlian, adalah Kalimantan, Sumatera, Papua, Sulawesi, dan Jawa.

Dari kelima pulau tersebut dua di antaranya merupakan pulau terbesar di dunia, yaitu Papua yang merupakan pulau terbesar kedua setelah Greenland dan Kalimantan yang berada di urutan ketiga.

Selain itu, panjang Indonesia dari kota paling barat di Sumatera sampai kota paling Timur di Papua adalah 5.245 km yang ditempuh sekitar waktu 6-7 jam dengan pesawat terbang non-stop. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia dengan jumlah 273 juta orang dengan 1340 kelompok etnis dan sekitar 1.100 bahasa yang berbeda satu sama lain.

Sebelum melanjutkan tur mengenai budaya dan pariwisata, Dubes Berlian menjelaskan perkembangan ekonomi khususnya industri Indonesia dengan menampilkan foto dan poster mengenai pesawat terbang buatan PT Dirgantara Indonesia (CN235 dan N219), alat-alat berat dan kendaraan militer buatan PT Pindad (escapator dan Anoa) serta kapal buatan PT PAL (Landing Platform Dock/LPD dan kapal selam). Selain kapal selam, sambungnya, semua produk industri strategis Indonesia tersebut telah diekspor ke manca negara.

Dalam keterangan yang diterima dari KBRI Pyongyang disebutkan bahwa tur singkat berdurasi 20 menit tersebut diakhir penjelasan Dubes Berlian mengenai sejumlah obyek wisata utama di Indonesia antara lain Danau Toba sebagai danau terbesar di Asia Tenggara yang unik dan menarik karena danau Toba yang berada di tengah pulau Sumatera, memiliki pulau di tengah danau, yaitu pulau Samosir, yang luasnya (630 km2) hampir sebesar Singapura.

Tak lupa Berlian juga menjelaskan mengenai Borubudur sebagai candi Buddha terbesar di dunia, Pulau Dewata Bali, taman laut Bunaken dan Raja Ampat Papua.

Ketika tiba di Wisma Duta, Dubes Berlian memamerkan dua buah ukiran kayu jati berukuran besar (1x2 meter) mengenai Ramayana yang sangat disukai oleh para tamu dari berbagai negara tersebut. Mereka juga menanyakan ukiran burung Garuda Pancasila yang merupakan lambang Negara Republik Indonesia termasuk tulisan Bhinneka Tunggal Ika. Ukiran tersebut sangat menarik perhatian mereka mengingat ada kesamaan dengan budaya dari dua orang tamu yang berasal dari India.

Di sela-sela diskusi jamuan makan malam, Dubes Berlian juga menyampaikan informasi mengenai kondisi politik, ekonomi dan sosial budaya Indonesia.

Atas pertanyaan para tamu, Berlian menjelaskan mengenai stabilitas politik dan pembangunan ekonomi di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang sangat pesat dan cepat yang dapat dilihat antara lain dari pembangunan ribuan kilometer jalan, puluhan bandara dan pelabuhan, jembatan dan dam serta alat transportasi (Mass Rapid Transportation dan Light Rail Train).

Country Coordinator UNWFP, Praveen Kumar Agrawal menyatakan bahwa dengan kunjungan ke KBRI ini ia menjadi memiliki keinginan untuk berkunjung ke Indonesia. Ia ingin berkunjung beberapa bulan agar dapat mengenal Indonesia tidak hanya alamnya tetapi juga budayanya secara dekat.

Selain itu, Country Director IFRC Mohamed Babiker juga menyampaikan bahwa dirinya semakin mengenal Indonesia dan keramahannya. Tak ketinggalan, Wakil Direktur UNWFP, Sven Evert Thalin, pun menyampaikan kegembiraanya pernah mengunjungi Aceh dan Nias pada saat Tsunami tahun 2004. Ia kagum pada rumah adat Nias yang indah dan tahan gempa yang tidak menggunakan paku, besi dan beton.

Dalam kaitan itu, Dubes Berlian menegaskan bahwa rumah tradisional di Indonesia khususnya Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi pada umumnya terbuat dari kayu dan memakai tiang penyangga. Ini kecerdasan lokal karena rumah-rumah kayu itu terbukti tahan gempa yang sering melanda Indonesia dan juga relatif aman dari banjir karena memiliki kolong yang tinggi. Disamping itu, rumah kayu berkolong juga sebagai perlindungan dari binatang buas, terutama di daerah yang masih memiliki hutan luas seperti Sumatera dan Sulawesi.

Lebih lanjut Dubes Berlian menggunakan kesempatan ini untuk mempromosikan rumah kayu ”Woloan” dari Sulawesi Utara, dengan sistem knockdown komplet (CKD) yang bisa dibuat sesuai model pemesan dan harganya kompetitif serta sudah diekspor ke berbagai negara.

”Saya sudah menyaksikan sendiri bahwa rumah kayu Woloan itu sangat menarik,  kuat dan praktis. Anda tinggal pesan sesuai selera, rumah akan dikirim dan dipasang di alamat yang dituju, dan anda tinggal terima kunci. Saya bisa kirim gambar-gambar rumahnya, jika perlu informasi lebih lanjut kami siap bantu,” demikian ujar Berlian

Di penghujung acara, Dubes Berlian menyampaikan terima kasih atas kedatangan para tamu dan acara yang berlangsung dengan lancar dan sangat bersahabat. Diharapkan acara ini bermanfaat meningkatkan persahabatan satu sama lain dan pengenalan akan Indonesia terutama terhadap makanan, budaya, wisata dan negara Indonesia pada umumnya.

Berlian juga merasa bersyukur bahwa acara ini masih dapat berlangsung di tengah keterbatasan akibat kebijakan anti epedemi di Korea Utara yang harus mematuhi segala protokol kesehatan secara ketat. Berkat Tuhan Yang Maha Kasih dan didorong semangat, kerja keras dan kreatifitas teman-teman, KBRI Pyongyang masih dapat terus melakukan kegiatan promosi Indonesia di negeri ginseng ini. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA