Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jihadis Kembali Lakukan Aksi Berdarah, Tewaskan 13 Tentara Dan 12 Warga Sipil Di Mali Tengah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 14 Oktober 2020, 08:00 WIB
Jihadis Kembali Lakukan Aksi Berdarah, Tewaskan 13 Tentara Dan 12 Warga Sipil Di Mali Tengah
Prajurit FAMA (Malian Armed Forces) berdiri dan memberi hormat saat menyanyikan lagu kebangsaan pada upacara peringatan 60 tahun kemerdekaan Mali di Bamako, pada 22 September 2020/Net
rmol news logo Apa yang menjadi kekhawatiran dunia internasional akhirnya terjadi pasca kudeta militer Mali Agustus lalu. Sebuah gerombolan yang dicurigai sebagai militan Islam kembali membuat kekacauan berdarah di sejumlah tempat di wilayah negara itu.

Dalam aksinya, kali ini mereka dikabarkan menewaskan 25 orang termasuk 13 tentara dalam beberapa aksi serangan di Mali tengah, membakar sebuah pangkalan militer dan menyergap pasukan yang dikirim sebagai bala bantuan.

Serangan tersebut merupakan yang paling mematikan sejak kudeta militer 18 Agustus yang menggulingkan Presiden Ibrahim Boubacar Keita, dan terjadi hanya beberapa hari setelah sejumlah militan yang dipenjara dibebaskan oleh pemerintah sementara dalam pertukaran tahanan.

"Sembilan tentara tewas dalam serangan pertama yang terjadi semalam terhadap pangkalan di Sokoura dekat perbatasan dengan Burkina Faso," kata pernyataan militer, seperti dikutip dari AFP, Rabu (14/10).

"Pada hari Selasa (13/10), sekitar pukul 8:30 pagi waktu setempat, tiga tentara lainnya tewas dalam penyergapan di sebuah jembatan dekat pangkalan ketika unit mereka menuju ke tempat serangan pertama," katanya.

Dari pihak militan sendiri ada sembilan orang yang tewas dalam bentrokan dengan unit penguatan dan dua kendaraan mereka berhasil dihancurkan oleh angkatan udara.

"Dalam serangan ketiga sekitar 40 menit kemudian di dekat kota Bandiagara, orang-orang bersenjata menyergap sebuah truk komersial, menewaskan 12 pedagang dan satu tentara," menurut Moulaye Guindo, walikota Bankass terdekat, yang sedang dituju oleh para pedagang.

Seorang saksi mata mengatakan dia melihat sembilan mayat di pangkalan militer dan membantu mengangkut 20 orang yang terluka ke pusat kesehatan setempat.

"Mereka (jihadis) mengambil semua kendaraan dan membakar yang tidak bisa mereka bawa. Kamp itu dibakar," kata saksi yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena takut mendapat pembalasan.

Sebuah pemerintahan transisi telah ditunjuk sejak terjadi kudeta militer. Tetapi kekuatan regional dan internasional khawatir kekerasan itu dapat semakin mengguncang negara Afrika Barat dan merusak kampanye militer yang diarahkan Prancis terhadap pemberontak yang terkait dengan Al Qaeda dan ISIS di wilayah Sahel yang lebih luas. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA