Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

China Lancarkan Kampanye Basmi Mata-mata, Taiwan Peringati Warganya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 14 Oktober 2020, 13:56 WIB
China Lancarkan Kampanye Basmi Mata-mata, Taiwan Peringati Warganya
Pemerintahan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen/Net
rmol news logo China menggunakan strategi baru untuk bisa mengontrol Taiwan. Dengan kampanye Thunder-2020, Beijing menggunakan tuduhan spionase kepada Taiwan.

Strategi tersebut terlihat pada Minggu malam (11/10), ketika televisi pemerintah China menayangkan seorang warga Taiwan yang dituding sebagai mata-mata untuk mengakui kejahatan dan meminta maaf.

Dimuat Reuters, dalam kampanye Thunder-2020, China mengklaim telah memecahkan ratusan kasus spionase yang dilakukan oleh intelijen Taiwan untuk menyusup dan merusak, serta membentuk jaringan mata-mata.

Menurut laporkan The Global Times pada Rabu (14/10), kampanye tersebut merupakan peringatan bagi "pasukan separatis Taiwan". Di mana selama ini Beijing menganggap Partai Progresif Demokratik (DPP) yang digawangi oleh Presiden Tsai Ing-wen merupakan gerakan separatis.

Menanggapi hal tersebut, Taiwan mengatakan China menjebak dan menjebak warganya. Taiwan juga menyatakan, mempublikasikan warganya di televisi untuk mengakui kejahatan sebelum diadili adalah pelanggaran serius dari proses hukum.

Berbicara kepada wartawan pada Selasa (13/10), Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang mengatakan China menyebarkan fitnah dan "menciptakan teror".

Ditanya tentang kegiatan mata-mata Taiwan di China, kedua belah pihak telah lama saling menuduh menjalankan jaringan spionase. Su mengatakan Taiwan tidak melakukan itu lagi dan tidak perlu melakukannya.

“China adalah negara otoriter, dan selalu melakukan infiltrasi dan kerusakan seperti ini, jadi menurutnya orang lain juga melakukannya. Mereka tidak tahu bahwa Taiwan sudah demokratis dan terbuka selama berabad-abad," jelas Su.

Anggota parlemen senior DPP, Wang Ting-yu, mengatakan kasus tersebut harus menjadi peringatan bagi orang Taiwan yang ingin mengunjungi China.

"Pikirkan risikonya, orang Taiwan mana pun, tidak peduli posisi politik keyakinan atau latar belakang partai mereka, hanyalah sebuah alat," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA