Dalam konferensi pers di Beijing pada Rabu (14/10), jurubicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian mengatakan AS tidak memiliki hak untuk mengomentari pemilihan tersebut lantaran Washington telah menarik diri dari Dewan HAM PBB pada 2018.
"AS tidak dalam posisi untuk menunjuk Dewan Hak Asasi Manusia PBB karena menarik diri darinya dan menentang komunitas internasional," ujar Zhao, dikutip dari
AA.
"China mendesak AS untuk berhenti menyebarkan 'virus politik'," lanjutnya.
Pada Selasa (13/10), China, Rusia, dan Kuba terpilih menjadi tiga anggota Dewan HAM PBB. Menanggapi keputusan itu, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengkritisinya.
Pompeo menyebut China tidak sepatutnya dijadikan anggota karena adanya isu pelanggaran HAM di Xinjiang. Alih-alih, ia menyebut, AS memiliki komitmen yang tidak terukur dalam menegakkan HAM.
"Kami telah mengidentifikasi dan menghukum pelanggar HAM di Xinjiang, Myanmar, Iran, dan tempat lain," kata Pompeo.
Membalas kritikan itu, Zhao menyoroti isu rasisme dan kekerasan oleh petugas polisi di AS yang saat ini tengah mencuat.
"Sebaliknya, (AS harus) melakukan upaya untuk melindungi hak asasi warga AS, yaitu hilangkan rasisme dan kekerasan polisi. AS harus berhenti menggunakan HAM sebagai alasan untuk mencampuri urusan dalam negeri orang lain," tegasnya.
Selain China, Rusia dan Kuba, negara-negara yang menjadi anggota Dewan HAM lainnya adalah Pantai Gading, Gabon, Malawi, Senegal, Cina, Nepal, Pakistan, Uzbekistan, Ukraina, Bolivia, Meksiko, Prancis dan Inggris.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: