Melalui pernyataan yang dirilis pada Jumat (16/10), Yang di-Pertuan Agong mendesak semua warga negara, terutama politisi, untuk merefleksikan diri bersama dan tidak membiarkan Malaysia masuk kembali ke dalam kekacauan politik.
"Ini sangat penting ketika negara dihadapkan pada berbagai masalah dan masa depan yang sulit akibat pandemi Covid-19," tambahnya, seperti yang dikutip
CNA.
Yang di-Pertuan Agong juga menegaskan bahwa anggota parlemen harus menunjukkan kedewasaan politik, memahami serta memperhatikan keprihatinan warga, dan tidak mengabaikan kesejahteraan mereka.
"Yang Mulia menegaskan kembali bahwa politisi tidak boleh mengakhiri perbedaan pendapat mereka dengan permusuhan, tetapi menyelesaikan masalah melalui konsultasi dan proses hukum yang diabadikan dalam Konstitusi Federal," kata pernyataan itu.
Yang di-Pertuan Agong dilaporkan akan bertemu dengan para pemimpin partai politik besar di Malaysia.
Sebelumnya, pada Selasa (13/10), Yang di-Pertuan Agong telah bertemu dengan pemimpin partai oposisi, Anwar Ibrahim untuk membahas klaimnya yang menyatakan telah memiliki dukungan mayoritas di parlemen untuk mengambil alih pemerintahan dari tangan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.
Namun, istana kemudian mengatakan Anwar hanya memberikan jumlah anggota parlemen yang menurutnya mendukung pencalonannya, dan bukan identitas mereka.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: