Hal tersebut disampaikan Varank saat berbicara di Konferensi Turki-Hongaria tentang kecerdasan buatan dan teknologi tinggi.
"Kami sebagai orang Turki melakukan yang terbaik untuk membingkai inisiatif di seluruh dunia tentang pengembangan AI," kata Varank, seperti dikutip dari
Anadolu Agency, Jumat (16/10).
Varank juga mengatakan bahwa tanggung jawab utama pembuat kebijakan harus merancang kebijakan AI holistik yang akan mempromosikan kesejahteraan sosial, nilai-nilai kemanusiaan, dan kerangka hukum yang adil.
"Dalam strategi kami, kami memberikan penekanan khusus pada aspek terpenting dari kebijakan AI seperti pengembangan bakat, penelitian ilmiah, etika dan inklusi, serta infrastruktur digital," katanya.
Pemerintah Turki saat ini sedang dalam proses penataan lembaga kecerdasan buatan nasionalnya dan Varank menekankan akan mempertemukan para peneliti, perusahaan sektor swasta, pengusaha, dan lembaga publik dengan pendekatan berbasis kreasi bersama sejak awal.
Dia mencatat Turki menempati urutan ke-16 di dunia berdasarkan jumlah publikasi dalam AI dan mengatakan TUBITAK, lembaga penelitian nasional, telah mendanai hampir 2.000 proyek dalam 10 tahun terakhir, termasuk dalam penelitian mendalam, pembelajaran mesin, sistem pendukung keputusan, e-commerce, dan big data.
Varank mengatakan Turki dan Hongaria memiliki pendekatan serupa untuk kebijakan AI, mencatat kedua negara dapat bekerja sama untuk mendukung seluruh rantai nilai AI dari pembuatan data hingga mengembangkan produk bersama.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: