Buronan interpol berusia 30 tahun dan berasal dari Tunisia itu tinggal di lingkungan Namık Kemal, Adana, dengan menggunakan KTP Suriah palsu.
Wanita itu diinterogasi selama dua hari oleh aparat keamanan. Namun, ia membantah semuanya dalam pernyataannya dan mengklaim bahwa dia melarikan diri dari Prancis akibat kekerasan dalam rumah tangga yang dialaminya.
Raissi adalah buronan yang paling dicari oleh Prancis selama empat tahun dan diidentifikasikan sebagai orang yang 'paling berbahaya'. Saat diinterogasi terungkap bahwa dia masuk ke Turki lewat Suriah lima bulan lalu, seperti dikutip dari Daily Sabah, Jumat (16/10).
Suami pertamanya, Richard Raissi, ditangkap dan ditahan di Provinsi Gaziantep pada 2016. Dia kemudian digusur dan dideportasi dari Turki. Selain dia dan suaminya saudara ipar Raissi juga merupakan anggota ISIS.
Setelah melarikan diri ke Suriah, Raissi menikah untuk kedua kalinya, dengan seseorang yang dikenalkan oleh kelompok teroris kepadanya. Dia kemudian memiliki seorang anak dari pernikahan kedua ini.
Sebelumnya pihak Interpol telah merilis catatan tentang Raissi, yang menyatakan bahwa dia mampu melakukan ‘tindakan berbahaya’, dan harus segera ditahan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: