Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dunia Muslim Kecam Aksi Teror Pemenggalan Di Prancis: Terorisme Adalah Kejahatan Di Semua Agama

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 18 Oktober 2020, 13:26 WIB
Dunia Muslim Kecam Aksi Teror Pemenggalan Di Prancis: Terorisme Adalah Kejahatan Di Semua Agama
Para siswa memberikan bunga sebagai belasungkawa atas meninggalnya guru sejarah, Samuel Paty, dalam serangan teror pada Jumat, 16 Oktober 2020/Net
rmol news logo Negara-negara muslim Arab bersatu mengecam aksi teror yang dilakukan oleh pria bersenjata ketika memenggal kepala seorang guru di Prancis.

Seorang guru sejarah bernama Samuel Paty, 47 tahun, dibunuh dalam perjalanan pulang dari sekolahnya di Conflans-Sainte-Honorine, pinggiran Paris pada Jumat (16/10). Pembunuhnya, Abdullakh Anzorov, 18 tahun, seorang Chechnya lahir di Moskow telah ditembak mati oleh polisi.

Melalui pernyataan yang dirilis pada Sabtu (17/10), Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menyampaikan ucapan belasungkawa kepada keluarga korban, pemerintah Prancis, dan rakyatnya.

Kementerian tersebut mengatakan kerajaan menolak semua kekerasan, ekstremisme dan terorisme, serta memperbarui seruannya untuk menghormati simbol-simbol agama dan menahan diri dari membangkitkan kebencian dengan menghina agama.

Dimuat Arab News pada Minggu (18/10), Kepala Liga Dunia Muslim, Sheikh Mohammed bin Abdul Karim Al-Issa, mengatakan tindakan kekerasan dan terorisme adalah kejahatan di semua agama.

Ia juga menekankan pentingnya melakukan segala upaya untuk memerangi terorisme dan mencabut kejahatannya, termasuk mengalahkan ideologi ekstremis yang mendorong kejahatan semacam itu.

Al-Issa  mendesak para pemimpin Prancis untuk melawan semua bentuk teror dan melanjutkan upaya mereka untuk memberantas apapun yang dapat merusak keamanan dan stabilitas negara.

Di Kairo, Al-Azhar, pusat pembelajaran Muslim Sunni, mengecam kejahatan tersebut dan semua tindakan teror lainnya.

“Pembunuhan adalah kejahatan yang tidak dapat dibenarkan dengan cara apapun. Al-Azhar juga menggarisbawahi seruannya yang terus menerus untuk mengecam ujaran kebencian dan kekerasan, serta mempertahankan perlunya menghormati kesucian dan tokoh agama, dan menahan diri untuk tidak menimbulkan kebencian dengan menghina agama," begitu keterangan yang dikutip Arab News.

Sebelum dibunuh, Paty  mengajar sejarah dan geografi di College du Bois d'Aulne.

Pada awal Oktober, dia mengajar kelas tentang kebebasan berekspresi di mana dia menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada murid-muridnya.

Orang tua dan siswa mengatakan Paty memberi siswa Muslim pilihan untuk meninggalkan kelas agar tidak menyinggung perasaan atau menyakiti perasaan mereka.

Jaksa anti-teror Prancis, Jean-Francois Ricard mengatakan Anzorov mondar-mandir di luar sekolah pada Jumat sore dan bertanya kepada siswa di mana dia bisa menemukan Paty.

“Seorang guru dibunuh atas pekerjaan yang dilakukannya, tetapi kebebasan berpikir, kebebasan berekspresi, dan kemampuan untuk mengajarkan prinsip-prinsip dasar ini di sekolah kami juga telah diserang,” kata Ricard.

Sembilan orang telah ditahan karena ditanyai tentang serangan itu, termasuk seorang ayah siswa yang mengeluh tentang kelas tersebut.

Presiden Emmanuel Macron juga langsung memberikan pernyataannya terkait dengan insiden tersebut. Ia menggunakan istilah "serangan teroris Islam" untuk mengecam aksi tersebut ketika mengunjungi lokasi kejadian perkara. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA