Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Situasi Relatif Tenang, Azerbaijan Enggan Tarik Pasukan Terluka Dari Medan Perang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 18 Oktober 2020, 15:38 WIB
Situasi Relatif Tenang, Azerbaijan Enggan Tarik Pasukan Terluka Dari Medan Perang
Azerbaijan menolak untuk menarik pasukan yang terluka di medan perang/Net
rmol news logo Situasi di perbatasan Armenia dan Azerbaijan saat ini relatif tenang, setelah gencatan senjata disepakati kedua belah pihak. Meski begitu, Baku menolak menarik tentara yang terluka dari medan perang.

Kementerian Pertahanan Armenia pada Minggu (18/10) membantah pernyataan pihak Azerbaijan bahwa Angkatan Bersenjata Armenia melepaskan tembakan di sepanjang perbatasan di tengah gencatan senjata.

“Perbatasan Armenia-Azerbaijan relatif tenang. Pernyataan pihak Azerbaijan bahwa unit Angkatan Bersenjata Armenia melepaskan tembakan dari senjata kaliber besar di sepanjang perbatasan tidak sesuai dengan kenyataan,” kata jurubicara kementerian pertahanan Armenia, Shushan Stepanyan, seperti dikutip dari Armen Press.

Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Armenia juga menyatakan Baku telah menolak untuk menarik tentara yang terluka sesuai dengan kesepakatan yang dimediasi oleh Komite Internasional Palang Merah (ICRC).

Dalam kesepakatan gencatan senjata kemanusiaan kedua yang dicapai oleh Armenia dan Azerbaijan, ICRC menginisiasi agar kedua pihak dapat menarik jenazah pasukan dan tentara yang terluka di perbatasan.

Gencatan sendiri berlaku efektif pada 18 Oktober pukul 00.00 waktu setempat. Sebelumnya, kedua belah pihak sempat mencapai kesepakatan gencatan senjata pada 10 Oktober, namun gagal.

"Langkah ini, yang dilakukan sejalan dengan isi dan semangat perjanjian 17 Oktober dan perjanjian 10 Oktober Moskow, ditolak mentah-mentah oleh Baku," kata kementerian luar negeri Armenia.

"(Itu) membuktikan fakta bahwa klan (Presiden Ilham) Aliyev, yang telah mengubah dirinya menjadi instrumen ekspansionisme Turki di wilayah tersebut, hanya peduli tentang memegang cengkeraman kekuasaan dan sementara takut pada perspektif yang tak terelakkan untuk bertanggung jawab di depan rakyatnya sendiri,"  pungkas kementerian.

Pertempuran sengit terbaru antara Armenia dan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh atau Republik Artsakh terjadi pada 27 September. Setelah itu, keduanya saling menyerang yang mengakibatkan banyak korban militer dan sipil meninggal dunia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA