Kandidat terdepan dalam pilpres Bolivia adalah Luis Arce. Dia merupakan sosok yang memperjuangkan kembali kebijakan sosialis dan pro-pribumi dari mantan Presiden Evo Morales, dan Carlos Mesa, seorang sentris yang menjabat sebagai presiden pada awal 2000an.
Jajak pendapat terakhir menunjukkan Arce unggul, tetapi tampaknya suara yang dipeorleh tidak cukup kuat untuk menghindari putaran kedua yang akan terjadi pada akhir November.
"Pemungutan suara ditetapkan menjadi yang paling penting sejak Bolivia kembali ke demokrasi pada 1982," kata analis politik di Bolivia, Carlos Valverde, seperti dikabarkan
Reuters.
Meski begitu, pemilu kali ini sempat diwarnai oleh kekhawatiran setelah otoritas pemilu Bolivia pada menit-menit terakhir sebelum pemilu memutuskan untuk tidak tidak merilis hasil awal pemilu yang seharusnya diumumkan pada Minggu malam (18/10).
Kini tidak jelas kapan hasil resmi pertama sekarang akan dirilis. Meski begitu, sejumlah perusahaan swasta tetap melakukan
exit poll.
Sementara itu, Arce sendiri mengaku yakin bahwa dia akan bisa unggul dalam pemilu kali ini. Kepada media lokal, Arce mengatakan bahwa satu-satunya cara saingannya bisa menang adalah melalui penipuan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: