Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sebelum Beraksi Pelaku Pemenggal Kepala Guru Sempat Posting Foto Korban Dan Menulis Macron Pemimpin Orang Kafir

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 19 Oktober 2020, 06:21 WIB
Sebelum Beraksi Pelaku Pemenggal Kepala Guru Sempat Posting Foto Korban Dan Menulis Macron Pemimpin Orang Kafir
Polisi Prancis berjaga saat para orang tua dan siswa berkumpul untuk memberikan karangan bunga di pintu masuk sekolah menengah di Conflans-Sainte-Honorine/Net
rmol news logo Aksi sadis yang menewaskan seorang guru sejarah bernama Samuel Paty di pinggiran kota Paris pada Jumat (19/10) waktu setempat, telah memicu gelombang kemarahan di seluruh Prancis. Membangkitkan ingatan mereka pada gelombang kekerasan teroris Islam yang dipicu oleh karikatur Nabi Muhammad yang diterbitkan oleh majalah satir Charlie Hebdo pada 2015.

Warga yang marah berkumpul pada Minggu (18/10) waktu setempat untuk menunjukkan solidaritas dan sekaligus protes atas pembunuhan keji yang menimpa Paty.

"Sangat penting untuk menunjukkan mobilisasi dan solidaritas kami, kohesi nasional kami," kata Menteri Pendidikan Jean-Michel Blanquer kepada France 24, seraya menyerukan agar setiap orang mendukung para guru, seperti dikutip dari AFP, Minggu (18/10).

Unjuk rasa terbesar hari Minggu berlangsung di Place de la Republique Paris, sebuah situs protes tradisional di mana sekitar 1,5 juta orang juga pernah berdemonstrasi pada 2015 atas kasus serangan mematikan di kantor Charlie Hebdo.

Aksi demonstrasi juga telah diselenggarakan di Lyon, Toulouse, Strasbourg, Nantes, Marseille, Lille dan Bordeaux.

"Paty menjadi sasaran serangan karena menayangkan kartun-kartun itu, memicu ayah dari salah satu siswi membuat seruan (ajakan) lewat online untuk mengerahkan (massa) agar menyerangnya," kata jaksa anti-teror Prancis Jean-Francois Ricard.

Tersangka berusia 18 tahun, yang diidentifikasi bernama Abdullakh A, ditembak mati oleh polisi tak lama setelah serangan itu. Saksi mata mengatakan dia terlihat di sekolah pada Jumat sore, bertanya kepada murid-muridnya di mana dia bisa menemukan Paty.

Segera setelah itu, polisi menangkap orang-orang yang terkait dengan tragedi mengerikan. Termasuk ayah siswi dan seorang militan Islam yang terkenal termasuk bersama dengan beberapa anggota keluarga tersangka.

"Orang ke-11 ditahan pada hari Minggu," kata sumber pengadilan.

Ricard mengatakan sekolah menerima ancaman usai Paty menampilkan karikatur kontroversial -salah satu nabi telanjang. Ayah siswi menuduh Paty menyebarkan 'pornografi'.

Ayah siswi segera memosting identitas Paty dan memosting alamat sekolah di media sosial, menyerukan agar massa bergerak menyerangnya karena 'pelecehan' terhadap Nabi, beberapa hari sebelum peristiwa pemenggalan. Presiden Emmanuel Macron meyebutnya sebagai serangan teror Islam.

Ricard tidak mengatakan apakah penyerang memiliki tautan ke sekolah, murid, atau orang tua, atau telah bertindak secara independen, dalam menanggapi seruan online itu.

Setelah kejadian, terungkap bahwa penyerang mengakui pembunuhan itu dalam sebuah pesan di ponselnya yang disertai foto Paty.

Jaksa penuntut mengatakan penyerang dipersenjatai dengan pisau, senapan angin dan lima canister. Dia telah melepaskan tembakan ke arah polisi dan mencoba menikam mereka saat polisi mendekatinya.

"Dia sempat menembak sembilan kali," kata jaksa Ricard.

Penyerang digambarkan sebagai seorang yang rendah hati. Warga di distrik Madeleine, Evreux, di Normandia, tempat penyerang tinggal, mengatakan bahwa Abdullakh A adalah pemuda yang kalem. Seorang warga yang pernah bersekolah dengannya mengatakan Abdullakh A menjadi sangat religius dalam beberapa tahun terakhir.

"Sebelumnya, dia senang berkelahi, tapi selama dua atau tiga tahun terakhir dia menjadi kalem setelah mendalami agama," katanya.

Ricard mengatakan pembunuhan Paty menggambarkan ancaman teroris tingkat tinggi yang masih dihadapi Prancis, tetapi ia menambahkan bahwa penyerang itu sendiri tidak dikenal oleh dinas intelijen Prancis.

Saat ini pihak keamanan Prancis telah mulai melakukan investigasi dan mengaitkan pembunuhan tersebut dengan organisasi teroris.

Investigasi juga akan menyelidiki tweet dari akun milik penyerang yang menunjukkan gambar kepala Paty dan menggambarkan Macron sebagai 'pemimpin orang kafir'.

Kantor Macron mengatakan akan mengadakan upacara penghormatan nasional akan pada hari Rabu untuk mengenang kepergian Paty.

Pada hari Sabtu, ratusan siswa, guru dan orang tua membanjiri sekolah Paty untuk meletakkan mawar putih.

Beberapa dari mereka membawa plakat bertuliskan: 'Saya adalah seorang guru' dan 'Saya adalah Samuel' - menggemakan seruan 'Saya adalah Charlie' yang tersebar di seluruh dunia setelah pembunuhan Charlie Hebdo tahun 2015. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA