Bulan lalu, sembilan partai oposisi besar membentuk platform bersama yang disebut sebagai Gerakan Demokratik Pakistan (PDM) untuk memulai aksi nasional melawan pemerintah.
Mereka menuding Khan merupakan kaki kanan militer yang memenangkan pemilihan umum 2018 dengan cara yang curang.
"Anda mengambil pekerjaan dari rakyat. Anda telah merampas makanan dua kali sehari dari rakyat," kata pemimpin oposisi, Maryam Nawaz di depan kerumunan massa pada Minggu (18/10), seperti dilaporkan
Reuters.
Nawaz adalah putri dan pewaris politik dari mantan perdana menteri tiga kali periode, Nawaz Sharif.
"Petani kami mengalami kelaparan di rumah mereka, para pemuda kecewa," seru pemimpin oposisi lainnya, Bilawal Bhutto Zardari.
Aksi unjuk rasa di Pakistan terjadi ketika negara tersebut dihantam oleh pandemi Covid-19 dan krisis ekonomi. Saat ini, Pakistan juga berjuang menghadapi inflasi dua digit dengan pertumbuhan ekonomi negatif.
Khan yang memenangkan masa jabatannya yang kedua pada 2018 dianggap telah bertanggung jawab. Ia juga dikecam karena meningkatkan sensor terhadap perbedaan pendapat, kritik, dan pemimpin oposisi.
"Inflasi telah mematahkan punggung warga miskin sehingga memaksa banyak orang mengemis untuk memberi makan anak-anak mereka," kata Faqeer Baloch, seorang pengunjuk rasa.
“Sudah saatnya pemerintah ini pergi sekarang," sambungnya.
"Ayo Imran pergi!â€
Aksi unjuk rasa di Karachi terjadi menyusul protes yang dilakukan oleh PDM di kota Gujranwala timur pada Jumat (16/10), yang merupakan demonstrasi terbesar melawan Khan sejak dia menjabat.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: