Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kasus Bertambah, Slovenia Berlakukan Jam Malam Dan Perketat Aturan Penanganan Covid-19

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 20 Oktober 2020, 08:08 WIB
Kasus Bertambah, Slovenia Berlakukan Jam Malam Dan Perketat Aturan Penanganan Covid-19
Seorang pengendara sepeda menggunakan masker melewati Lapangan Preseren yang hampir kosong di Ljubljan, Ibukota Slovenia/Net
rmol news logo Slovenia mulai memberlakukan jam malam secara nasional serta penutupan perjalanan dalam kota sebagai upaya menahan penyebaran virus corona dan menurunkan lonjakanm kasus.

Aturan itu mulai berlaku pada Selasa (20/10). Dua juta penduduk Slovenia harus mengikuti jam malam dengan berada di rumah antara pukul 21.00 hingga pukul 06.00, di bawah ketentuan keputusan pemerintah yang baru.

Perjalanan dalam dan luar kota hanya diijinkan untuk layanan darurat atau karena tugas.

Pertemuan juga dibatasi. Pemerintah menurunkan batas pertemuan pribadi dari 10 orang menjadi enam orang saja dan melarang perjalanan antara 12 wilayah negara itu.

"Hingga hari Senin, hanya siswa sekolah dasar dari kelas satu hingga lima yang telah menghadiri kelas secara langsung. Murid sekolah yang lebih tua dan mahasiswa menerima kelas online," isi pernyataan otoritas setempat, seperti dikutip dari RTL, Senin (19/10).

Aturan ini diberlakukan karena kasus baru virus corona meningkat lebih dari dua kali lipat selama seminggu terakhir. Rumah sakit mulai kewalahan karena pasien yang harus dirawat melebihi kapasitas yang seharusnya. Jumlah tempat tidur yang terbatas serta tenaga medis yang tidak mencukupi, menimbulkan kekhawatirn akan kurang efektifnya pelayanan yang diberikan.

Slovenia berhasil menahan gelombang pertama virus corona pada musim semi, tetapi belum mampu menghentikan lonjakan kasus baru dalam beberapa pekan terakhir.

Sejauh ini Slovenia mencatat 13.500 kasus virus corona baru dengan angka kematian mencapai 190 orang.

Pada Sabtu, otoritas kesehatan tidak bisa lagi melakukan pelacakan kontak pada setiap kasus baru. Sebaliknya, mereka yang dites positif-lah yang harus menginformasikan dengan siapa saja dia melakukan kontak sebelumnya.

Sejak pekan lalu,  tujuh dari 12 wilayah statistik Slovenia diberi warna merah, termasuk Slovenia tengah, di mana ibukota Ljubljana berada. Dengan beberapa pengecualian, penduduk di wilayah tersebut tidak boleh meninggalkan wilayah tersebut.

Ahli epidemiologi, Mateja Logar, dari Klinik Penyakit Menular di Pusat Medis Universitas di Ljubljana mengatakan kepada kantor berita BIRN bahwa sebagian besar kasus selama musim panas diimpor dari luar negeri, biasanya dari Bosnia dan Herzegovina, Makedonia Utara, dan Serbia.

“Bersosialisasi pada perayaan, hari jadi, pernikahan, untuk saat ini, ini adalah sumber utama penularan yang teridentifikasi di negara kita,” kata Logar.

Dia menjelaskan bahwa di wilayah merah, pertemuan besar baik di dalam ruangan maupun di tempat umum dilarang, mengenakan masker wajib di luar ruangan, dan restoran serta pusat kebugaran telah ditutup setidaknya selama dua minggu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA