Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tiga Orang Tewas Puluhan Lainnya Luka-luka Gara-gara Klaim Kemenangan Prematur Sang Oposisi Guinea

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 20 Oktober 2020, 10:54 WIB
Tiga Orang Tewas Puluhan Lainnya Luka-luka Gara-gara Klaim Kemenangan Prematur Sang Oposisi Guinea
Oposisi Guinea, Cellou Dalein Diallo/Net
rmol news logo Kandidat presiden dari oposisi Guinea, Cellou Dalein Diallo, mengklaim bahwa dirinya telah menjadi pemenang putaran pertama Pemilihan Presiden 18 Oktober. Pada Senin (19/10) waktu setempat ia menyatakan klaimnya itu yang langsung dibantah oleh komisi pemilihan dan pemerintah.

Diallo tidak memberikan angka apa pun dalam pernyataannya. Namun dia mengakui bahwa penghitungan itu berdasarkan hitungan partainya, bukan penghitungan resmi yang dilakukan oleh komisi pemilihan nasional yang memang belum mengumumkan hasilnya.

"Terlepas dari anomali serius yang merusak kelancaran pemilihan dan mengingat hasil yang keluar dari kotak suara, saya menang dalam pemilihan ini pada putaran pertama," kata Diallo kepada wartawan dan pendukung yang bersorak sorai, seperti dikutip dari AFP, Selasa (20/10).

“Saya mengajak semua warga negara saya yang mencintai perdamaian dan keadilan untuk tetap waspada dan berkomitmen untuk mempertahankan kemenangan demokrasi ini.”

Namun, klaimnya itu telah membuat pangggung perselisihan antara pihak oposisi dan pemerintah, dan dikhawatirkan akan memicu gesekan. Komisi pemilihan sendiri telah mengatakan bahwa klaim Diallo tidak memiliki bobot.

“Komisi Independen Pemilihan Nasional adalah satu-satunya badan yang berwenang untuk memberikan hasil sementara. Ini bukan untuk partai politik atau individu mana pun untuk melakukannya," kata Mamadi 3 Kaba, juru bicara komisi tersebut kepada Reuters.

“Kami menyesali sikap Pak Diallo dan kami mengatakan deklarasi ini batal demi hukum,” tambahnya.

Pemerintah Guinea mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin (19/20) malam waktu setempat bahwa pernyataan Diallo tidak bertanggung jawab dan dapat menyebarkan kebingungan dan merusak perdamaian di negara bagian Afrika Barat itu. Mereka juga memperingatkan hal itu bisa menimbulkan tuntutan pidana terhadapnya.

Pemerintah mengatakan hasil dari lebih dari 15 ribu tempat pemungutan suara masih dihitung. "Tidak mungkin, pada tahap proses ini, tidak memiliki tren apa pun, apalagi hasil pemungutan suara."

Diallo adalah penantang utama presiden petahana Guinea yang berusia 82 tahun, Alpha Conde , yang mengupayakan mandat ketiga setelah perubahan konstitusi pada Maret yang memicu protes mematikan.

Setelah mendengar pengumuman Diallo, di luar gedung di ibu kota, Conakry, para pendukung meledak dalam kegembiraan dan meneriakkan ‘Cellou, presiden’. Di tempat lain di kota, pasukan keamanan menembakkan tabung gas air mata ke kerumunan orang yang berkumpul untuk mendukung Diallo.

Diallo mengatakan di akun Twitternya bahwa tiga pemuda tewas di ibu kota, dan beberapa lainnya terluka oleh pasukan keamanan saat mereka merayakan klaim kemenangannya.

Pemerintah tidak segera bersedia untuk mengomentari kematian tersebut.

Menteri Keamanan Damantang Albert Camara sebelumnya menuduh partai Diallo menerbitkan hasil palsu, dan memperingatkan hal itu berisiko memicu kekerasan.

"Strategi perayaan yang dipaksakan, prematur dan tidak dapat dibenarkan ini telah direncanakan dengan hati-hati sebelum pemilihan," kata Camara dalam sebuah pernyataan.

Kelompok-kelompok hak asasi mengatakan setidaknya 50 orang telah terbunuh selama setahun terakhir selama demonstrasi menentang perubahan konstitusi yang memungkinkan Conde untuk mencari setidaknya enam tahun lagi kekuasaannya.
Guinea adalah negara di Afrika Barat. Sebelumnya namanya dikenal sebagai Guinea Prancis. Belakangan, negeri ini kadang-kadang disebut Guinea-Conakry untuk membedakannya dengan tetangganya, Guinea-Bissau. Bendera negara ini terdiri dari tiga warna; merah, kuning, dan hijau. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA