Dalam unggahan di akun Twitter-nya pada Senin (19/10), Khalilzad mengatakan, serangan Taliban dapat menggagalkan kesepakatan damai yang sedang berlangsung di Doha, Qatar sejak 12 September untuk mengakhiri konflik berkepanjangan di Afganistan.
"Kekerasan tingkat tinggi yang terus berlanjut dapat mengancam proses perdamaian dan kesepakatan. Kekerasan hari ini tetap sangat tinggi meskipun baru-baru ini menegaskan kembali perlunya pengurangan substansial," kata Khalilzad, seperti dikutip
Arab News.
Sejak pekan lalu, Taliban telah melancarkan serangkaian serangan di beberapa bagian Afghanistan, terutama di provinsi Helmand selatan, tempat lebih dari 35 ribu orang mengungsi selama beberapa hari terakhir.
Sebagai tanggapan, pasukan AS di Afganistan melancarkan beberapa serangan udara terhadap posisi Taliban, yang oleh kelompok pemberontak itu digambarkan sebagai pelanggaran terhadap kesepakatan Februari.
Khalilzad mengatakan serangan udara itu dilakukan untuk mendukung pasukan Afghanistan sebagai bagian dari komitmen Washington untuk mempertahankan mereka, jika perlu.
Beberapa pengamat Afghanistan mengatakan motif di balik serangan Taliban adalah untuk mendapatkan "keunggulan" dalam negosiasi.
Namun, Khalilzad memperingatkan risiko AS yang akan terlibat jika menggunakan strategi ini.
"Pendekatan semacam itu dapat merusak proses perdamaian dan mengulangi kesalahan perhitungan masa lalu oleh para pemimpin Afghanistan," tandas Khalilzad.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: