Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Empat Makna Politis Di Balik Lawatan PM Jepang Ke Indonesia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Selasa, 20 Oktober 2020, 17:30 WIB
Empat Makna Politis Di Balik Lawatan PM Jepang Ke Indonesia
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga saat tiba di Indonesia/Net
rmol news logo Perdana Menteri Jepang yang baru Yoshihide Suga melakukan melakukan lawatan ke luar negeri untuk pertama kalinya pekan ini. Dua negara yang dia kunjungi adalah Vietnam dan Indonesia.

Setelah melakukan kunjungan resmi di Vietnam, Suga bertolak ke Indonesia dan tiba pada Selasa (20/10). Sejumlah agenda penting pun dibawa serta, terutama untuk mempererat hubungan bilateral antara Jepang dan Indonesia

Di sisi lain, kunjungan Suga tersebut dinilai memiliki makna politis, terutama di tengah ketegangan antara Amerika Serikat dan China.

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana dalam keterangannya kepada redaksi Kantor Berita Politik RMOL.ID (Selasa, 20/10) menjelaskan bahwa setidaknya ada empat makna politis di balik kunjungan tersebut.

"Pertama, Jepang ingin menegaskan kepada Indonesia bahwa keberadaan Indonesia sangat penting di mata Jepang," kata Hikmahanto.

"Jepang tidak pernah meninggalkan dan tidak akan meninggalkan Indonesia yang sedang giat dalam melakukan pembangunan. Dalam konteks ini Indonesia tidak perlu bertumpu hanya pada satu negara yaitu China dengan kekuatan ekonomi dan teknologinya," sambungnya.

Makna kedua, kata Hikmahanto, kunjungan Suga menegaskan bahwa Indonesia adalah mitra strategis Jepang terpenting saat negara tersebut mengalami gangguan dari China, utamanya terkait jalur pelayaran internasional.

"Ada kekhawatiran banyak negara seperti Amerika Serikat, Australia dan Jepang bahwa kekuatan militer dan ekonomi China akan mendominasi laut China Selatan," ujar Hikmahanto, yang juga merupakan Rektor Universitas Jenderal A Yani ini.

"Dalam konteks ini Jepang akan all out membantu Indonesia agar China tidak menegaskan klaim sepihak sembilan garis putus dengan memanfaatkan nelayan-nelayan dan kapal-kapal coastguard-nya untuk menghalau nelayan-nelayan Indonesia," jelasnya.

Makna ketiga, sambungnya, Jepang ingin meminta perhatian Indonesia bahwa perusahaan-perusahaan dan teknologi Jepang lebih unggul dan terpercaya daripada perusahaan-perusahaan dan teknologi China.

"Oleh karenanya Indonesia memiliki alternatif dalam memilih perusahaan dan teknologi dalam melakukan pembangunan," kata Hikmahanto.

Sedangkan makna politis keempat adalah, Jepang ingin mengajak Indonesia untuk terus mengembangkan pertumbuhan di kawasan Indo Pasifik.

"Selanjutnya, kawasan ini diharapkan bisa mengembangkan pertumbuhan ekonomi dengan negara-negara di Afrika dimana Indonesia saat ini sedang gencar melakukan hubungan yang lebih kuat dengan negara-negara di benua tersebut. Indonesia sudah membangun Indonesia Africa Infrastructure Dialog," paparnya.

"Dalam konteks tersebut Jepang akan mendukung Indonesia, bahkan bila Indonesia mengajak ASEAN dalam pengembangan hubungan dengan berbagai negara di Afrika," tutup Hikmahanto. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA