Pada Selasa (20/10), Armenia dan Azerbaijan mengatakan, menteri luar negeri mereka akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Washington pada Jumat (23/10) untuk mengakhiri pertempuran sengit di Nagorno-Karabakh.
Dilaporkan
Reuters, sejauh ini, Departemen Luar Negeri AS belum memberikan komentar. Namun, perteuan tersebut tampaknya upaya untuk merebut dukungan menjelang pemilihan presiden pada November.
Belum jelas juga apakah menteri luar negeri Armenia dan Azerbaijan akan dipertemukan secara terpisah atau bersamaan dengan Pompeo.
Armenia telah merilis beberapa detail mengenai rencana kunjungan Menteri Luar Negeri Zohrab Mnatsakanyan ke Washington.
Sementara Azerbaijan mengatakan, Menteri Luar Negeri Jeyhun Bayramov juga akan bertemu dengan Group Minsk OSCE yang dipimpin Rusia, Prancis, dan AS.
Selama ini, Rusia menjadi pihak yang paling aktif mengupayakan mediasi antara Azerbaijan dan Armenia. Dua gencatan senjata kemanusiaan juga telah disepakati, namun keduanya tidak diimplementasikan dengan baik.
Dua negara bekas Uni Soviet itu juga mengatakan telah terjadi pertempuran sengit di dan sekitar wilayah Nagorno-Karabakh pada Selasa. Insiden tersebut membuat 43 tentara pertahanan Artsakh atau Nagorno-Karabakh tewas.
Turki juga merupakan bagian dari Grup Minsk tetapi belum terlibat dalam mediasi, dan hubungannya dengan sekutu NATO-nya semakin tegang akibat pertempuran tersebut.
Walaupun terbukti telah meningkatkan penjualan senjata ke Azerbaijan tahun ini, Ankara menolak tudingan telah terlibat secara langsung dalam pertempuran di Nagorno-Karabakh.
Turki juga membantah tuduhan mengirim tentara bayaran dari konflik di Suriah dan Libya untuk berperang di Nagorno-Karabakh.
Pertempuran sengit di Nagorno-Karabakh yang terjadi saat ini terjadi sejak 27 September. Hingga saat ini, Nagorno-Karabakh melaporkan 772 militer dan 37 warga sipil meninggal dunia.
Azerbaijan mengatakan, 61 warga sipil Azeri telah tewas dan 291 lainnya luka-luka.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: