Insiden tersebut terjadi di kamp Dakhla, 200 km dari kamp Tindouf, pada Senin (19/10).
Dari keterangan tertulis yang diterima redaksi pada Rabu (21/10), dua penambang tersebut pada awalnya berusaha untuk bersembunyi dalam lubang sedalam tujuh meter yang telah mereka gali, ketika pasukan tentara Aljazair melakukan patroli.
Setelah pasukan tentara menyita peralatan tambang di lokasi dan beberapa botol air, mereka kemudian menyiram lubang tersebut dengan bensin dan membakarnya.
Para penambang dikabarkan sempat meminta bantuan para tentara, namun militer Aljazair itu pergi. Alhasil, keduanya meninggal dunia.
Meninggalnya dua penambang itu diketahui oleh seorang penambang lainnya yang juga ikut bertugas. Tetapi ketika itu ia berperan sebagai penjaga dan langsung melarikan diri sebelum tertangkap oleh pasukan Aljazair.
Saat ini, jenazah kedua penambang diserahkan kepada pimpinan Polisario. Di mana organisasi tersebut mengatakan, tentara Aljazair tidak mengetahui keberadaan para penambang di lubang itu.
Setelah insiden tersebut, kamp-kamp Tindouf disiagakan untuk mengantisipasi adanya aksi unjuk rasa untuk mengecam tindakan mengerikan dari pasukan Aljazair.
Pasalnya, insiden serupa bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, pada 2014, tentara Aljazair juga membunuh para pedagang Sahrawi ketika tengah berpatroli.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: