Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dapat Teguran Dari China, Haruskah India Tinjau Ulang Hubungannya Dengan Taiwan?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 22 Oktober 2020, 06:05 WIB
Dapat Teguran Dari China, Haruskah India Tinjau Ulang Hubungannya Dengan Taiwan?
Ilustrasi/Net
rmol news logo Di tengah konflik perbatasan yang belum juga menemukan titik temu, China memberikan reaksi marah atas laporan kemungkinan adanya pembicaraan antara India dan Taiwan mengenai kesepakatan perdagangan.

Pembicaraan India dengan Taiwan itu terjadi pada saat ada perdebatan yang berkembang di New Delhi tentang apakah pemerintah harus meninjau hubungannya dengan Taipei dengan latar belakang kebuntuan perbatasan di Ladakh.

India dan Taiwan tidak memiliki hubungan diplomatik formal,  tetapi sejak 1995, kedua belah pihak telah memiliki kantor perwakilan di ibu kota masing-masing yang berfungsi sebagai kedutaan de facto. Namun, kedua kantor tersebut tidak menyebutkan kata 'Taiwan' di nama mereka. Taiwan memiliki Pusat Ekonomi dan Budaya Taipei di New Delhi, dan India memiliki Asosiasi India Taipei di Taipei.

India telah mendukung 'prinsip satu China', di mana negara-negara secara resmi mengakui dan memiliki hubungan diplomatik hanya dengan China, dan hal ini telah disebutkan dalam dokumen bilateral.

Pada pertengahan 2018, ketika hubungan antara India dan China membaik setelah kebuntuan militer di Doklam, Air India yang dikelola negara mengubah nama 'Taiwan' menjadi 'China Taipei' di situs webnya, sejalan dengan langkah serupa oleh maskapai lain setelah ada protes dari Beijing.

"Keputusan itu sepenuhnya sesuai dengan norma internasional dan posisi kami sendiri di Taiwan sejak 1949," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri India, seperti dikutip dari Hindustan Times, Rabu (21/10).

Namun, India dan Taiwan baru-baru ini menampilkan sosok diplomat sebagai utusan de facto di ibu kota masing-masing, menandakan keinginan untuk memberikan dorongan pada hubungan mereka.

India menunjuk Gourangalal Das, seorang diplomat yang sedang naik daun yang menangani hubungan dengan AS, sebagai perwakilannya di Taipei. Sementara, Taiwan menunjuk Baushuan Ger, yang merupakan direktur jenderal departemen urusan Asia Timur dan Pasifik dan pernah bertugas di AS, sebagai perwakilannya di India.

Portal Berita Taiwan menulis; 'Hubungan dengan India kemungkinan akan menjadi salah satu prioritas diplomatik terpenting Taiwan di masa depan'.

Beijing juga kecewa dengan liputan media India tentang Taiwan dalam beberapa pekan terakhir. Kedutaan besar China mengirim surat kepada wartawan dengan apa yang harus dan tidak boleh dilakukan untuk meliput hari nasional Taiwan pada 10 Oktober.

Presiden Tsai Ing-wen dan Menteri Luar Negeri Jaushieh Joseph Wu sama-sama mengangkat profil mereka di India dengan serangkaian tweet yang menyoroti perlunya hubungan yang lebih erat antara kedua belah pihak.

Pengamat dari Institut Hubungan Internasional Universitas Nasional Chengchi Taiwan, Sana Hashmi, mengatakan bahwa merundingkan kemungkinan kesepakatan perdagangan dengan Taiwan tidak akan melanggar kepatuhan India pada prinsip satu-China, karena negara-negara seperti Selandia Baru dan Singapura mendapat keuntungan dari perjanjian ekonomi dengan Taiwan.

Taiwan, katanya, bisa menjadi pasangan yang cocok untuk India dalam upayanya untuk memisahkan diri dari ekonomi China.

“Mempertimbangkan saling melengkapi yang kuat dan mengubah persamaan politik, inilah saat yang tepat bagi India dan Taiwan untuk terlibat dalam negosiasi perdagangan yang serius,” tambahnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA