Dalam hal ini, satu pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, Jusuf Wanandi mengatakan, dunia tidak akan lagi dapat menerima hegemoni kekuatan tertentu.
"Hubungan internasional di masa yang akan datang akan membentuk multilateral, dengan China dan AS yang
primus inter pares (sederajat)," terang dia dalam webinar bertajuk
"Managing Great Power Competition: Middle Power Perspectives of Indonesia and Korea" yang digelar pada Rabu (21/10).
Pada perkembangannya, Jusuf mengatakan, Indonesia sebagai kekuatan tengah berserta negara-negara Asia lainnya harus mengedepankan regionalisme.
"Menurut saya, kita harus melanjutkan apa yang kita lakukan untuk mengejar multilateralisme," kata Jusuf.
Selama ini, ASEAN telah membuat mekanisme RCEP dengan berhasil mengajak lima negara lainnya, yaitu Australia, China, Jepang, Selandia Baru, dan Korea Selatan. Kedepannya, India yang memutuskan menolak bergabung harus diajak masuk kembali ke RCEP.
"Ini (RCEP) menjadi alat efisien untuk integrasi Asia di masa yang akan datang," jelasnya.
Jusuf mengatakan, memang ada kekhawatiran jika regionalisme tersebut akan menentang globalisasi. Tetapi menurutnya, hal tersebut lebih baik jika harus menghadapi persaingan tidak sehat seperti saat ini.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: