Dengan adanya persaingan antara kekuatan-kekuatan dunia, pandemi Covid-19, serta dampaknya terhadap kehidupan sosial-ekonomi, membuat Indonesia harus mengurai kembali prioritas kerja diplomasi.
Terlebih, Indonesia sendiri saat ini masih menjabat sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB yang menampung berbagai keluh kesah yang juga dihadapi negara-negara di dunia.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi membeberkan, ada tiga prioritas diplomasi yang difokuskan oleh pemerintah Indonesia selama satu tahun terakhir.
"Yang pertama yaitu perlindungan terhadap WNI. Kedua adalah membantu pemerintah mengelola pandemi, baik dari sisi kesehatan maupun dampak sosial-ekonomi, dan yang ketiga terus berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas dunia," kata Retno dalam konferensi pers virtual pada Kamis (22/10).
Retno menjelaskan, pada dasarnya diplomasi perdamaian dan kemanusiaan menjadi perhatian kontribusi Indonesia.
"Penghormatan terhadap prinsip-prinsip hukum internasional dan UN Charter terus ditegakkan, termasuk isu kedaulatan dan hak berdaulat," lanjut dia.
Di saat yang sama, ketika perbedaan banyak terjadi, Retno mengatakan, diplomasi Indonesia terus memainkan peran sebagai
bridge builder.
"Diplomasi Indonesia berusaha menekankan pentingnya inklusivitas, sehingga tidak ada yang merasa tertinggal dan dipojokkan. Semangat kerja sama dan bukan
zero-sum selalu ditekankan," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: