Sebuah laporan dari Axios baru-baru ini menunjukkan, Israel sebenarnya sudah mengoperasikan kantor diplomatik rahasia di Bahrain selama lebih dari satu dekade sebelum normalisasi.
Laporan itu mengungkap, sejak 2009, sebuah perusahaan bernama The Center for International Development telah menyediakan jendela rahasia ke Manama yang memungkinkan Bahrain dan Israel menyepakati ratusan kerja sama bisnis.
Misi rahasia tersebut diketahui digagas oleh Menteri Luar Negeri Bahrain pada saat itu, Khalid bin Ahmed Al Khalifa dan Menteri Luar Negeri Israel, Tzipi Livni.
Tetapi menurut laporan Axios yang dimuat
Sputnik pada Kamis (22/10), perusahaan yang berada di suatu tempat di Manama itu telah berganti nama.
Axios menuturkan, fasilitas itu secara eksklusif dikelola oleh diplomat Israel dengan kewarganegaraan ganda. Bahkan banyak dari mereka yang melanjutkan ke posisi lain di Kementerian Luar Negeri Israel setelah meninggalkan pekerjaan di Bahrain.
Pada diplomat itu juga memiliki latar belakang yang rumit dan riwayat kerja palsu, baik di CV maupun situs jaringan LinkedIn-nya.
Axios mencatat bahwa hanya sekelompok kecil pejabat Bahrain yang tahu tentang keberadaan fasilitas tersebut, tetapi terus-menerus takut jika berita tersebut tersebar.
Hingga September 2020, Israel tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Bahrain. Manama bergabung dengan Abu Dhabi untuk secara resmi mengakui Israel dalam kesepakatan yang diatur oleh Amerika Serikat dan ditandatangani di Gedung Putih pada 15 September.
Menurut seorang pejabat Israel, mendirikan kedutaan resmi di Manama sekarang mudah.
"Yang harus kita lakukan hanyalah mengubah tanda di pintu," ujarnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: