Jurubicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova dalam konferensi pers di Moskow pada Kamis (22/10), mengatakan, pembangunan tembok pemisah di Yerusalem akan berarti aneksasi wilayah Palestina.
"Kami ingin menyampaikan keprihatinan khusus tentang keputusan pemerintah Israel untuk menyetujui rencana skala besar untuk memperluas pemukiman di Tepi Barat," ujar Zakharova, seperti dimuat
Anadolu Agency.
"Kami memperhatikan bahwa sejumlah proyek pemukiman baru termasuk pembangunan bagian tambahan dan penghalang pemisah di Yerusalem Timur. Intinya, ini berarti mencaplok wilayah Palestina sesuai dengan apa yang disebut kesepakatan abad ini yang dipromosikan oleh pemerintah AS," tambahhnya.
Zakharova menekankan, masalah Palestina dapat diselesaikan dengan agenda pemersatu berdasarkan saling menghormati negara berdaulat dan tidak campur tangan mereka dalam urusan satu sama lain.
Sebelumnya, pada Sabtu (17/10), Israel menyetujui pembangunan 12.159 unit pemukiman di Tepi Barat untuk tahun ini dan mengeluarkan tiga perintah militer untuk menyita sekitar 2.700 hektar dari Lembah Yordania.
Langkah itu dilakukan sebulan setelah Israel menjalin hubungan diplomatik dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain yang ditandatangani di Gedung Putih, Amerika Serikat.
Pada awalnya, UEA dan Bahrain berdalih, kesepakatan damai yang dilakukan oleh mereka merupakan upaya untuk menghentikan rencana Israel yang akan menganeksasi 30 persen dari Tepi Barat.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: